(Edisi hari ini_Senin, 07 Agustus 2017)_ PUISI PUISI MUTHMAINNAH
AKU
Aku
adalah hati yang lembut,
siap untuk dinikmati
namun menolak untuk dimiliki.
Aku
adalah jiwa yang bebas,
menolak untuk dikekang
namun senang jika digenggam.
Karena aku,
adalah aku.
Lampung Utara, 7 Agustus 2017.
TANYA
Mata itu penuh binar
seulas senyum polos tertarik di bibirnya
mengharap sebuah jawaban.
Apa itu cinta?
Penasaran itu bertanya
lidahku kelu ingin menjawab
namun, apa yang harus kujawab?
Sayang, kamu bertanya pada orang yang salah.
Lampung Utara, 7 Agustus 2017.
TERUNTUK KAMU
Duhai,
aku tidak akan memaksa
mengajakku bahagia
hingga aku lupa sedih.
Aku tidak memaksa
bahumu untuk kujadikan sandaran
aku juga tak memaksa
untuk menjadi penghapus airmataku.
Aku hanya ingin mengajakmu mengenal duniaku
dunia yang bahkan aku tidak tahu seperti apa
dan mungkin akan lebih banyak perasaan hancur
saat kau berada di dunia ini.
Namun,
aku juga tidak akan memaksa
jika kamu memang tidak ingin
merasakan roller coaster kehidupanku.
Lampung Utara, 7 Agustus 2017.
BUNGKAM
Percikan api terlontar
melepas warna penuh senyum
menghias langit jingga.
Tertawa getir,
siapa aku?
Siapa kamu?
Bahkan si kembang api tak bisa menjawab.
Penasaran, aku diam
logikaku tertawa
dan hatiku teriris
aku hanya bungkam.
Lampung Utara, 7 Agustus 2017.
AIR MATA TELAH KERING
Berbisik aku pada purnama
bertanya akan satu hal
bolehkah aku menangis?
Purnama tersenyum
namun terlambat
air mataku telah kering.
Lampung Utara, 7 Agustus 2017.
Tentang penulis:
Muthmainnah atau biasa disapa Iin, lahir di Desa Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung pada 27 September 1998. Anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Drs. Suripto dan Aliah.
Alumni SMK Kesehatan Futuhiyyah 1 Lampung. Dan saat ini sedang berada di jurusan Tarbiyah program studi Manajemen Pendidikan Islam di Al-Ma'arif Baradatu, Way Kanan.
Tidak ada komentar