KETIKA LANGIT TAK BERHENTI MENGIRIM TANGIS_Opini R Tia
Air, tiba tiba begitu deras berlari menuju pemukiman kita, nyelonong masuk rumah dan mengapungkan semua benda yang ada di dalamnya.
Halaman tergenang, ikan ikan melompat keluar dari kolam dengan girang sementara got di pinggir jalan dekat perempatan tak mampu lagi menampung derasnya air yang terus datang.
Air meluap, segalanya ikut hanyut dan tenggelam, harta benda dan sampah sampah kota juga nyawa manusia.
Dan hujan terus menumpahkan tangis hingga setinggi dua meter. Sementara jalanan macet dipenuhi mobil mobil yang ditinggalkan pemiliknya. Orang orang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri. Ya, kota tenggelam dan lumpuh.
Sementara di sudut yang lain dalam dimensi yang berbeda dunia menjadi ramai dipenuhi orang orang yang berdebat tentang segala kemungkinan dari buruknya drainase kota, tambang ilegal hingga hutan yang terus mengilang.
Entah dimana kau merapikan tangisanmu ketika itu. sebab pada hakikatnya air yang datang tidak pernah salah, ia hanya sebuah isyarat yang dikirim agar setidaknya kita tahu bahwa bumi sesungguhnya semakin gelisah dan menua.
Entah dimana kau merapikan tangisanmu ketika itu. sebab pada hakikatnya air yang datang tidak pernah salah, ia hanya sebuah isyarat yang dikirim agar setidaknya kita tahu bahwa bumi sesungguhnya semakin gelisah dan menua.
Tidak ada komentar