MANDAI_Salah Satu Kuliner Masyarakat Borneo
Musim buah buahan telah tiba, itu berarti Banjarmasin akan mulai dibanjiri buah buahan musiman yang bergantian menampakkan diri mulai dari mangga, kuini, rambutan, durian hingga cempedak tak ketinggalan juga langsat dan ramania. Buah buahan local ini berdatangan dari penjuru kabupaten di provinsi Kalimantan selatan memenuhi pasar pasar tradisional hingga sepanjang jalan protokol sehingga menjadi keasyikan tersendiri bagi warga atau wisatawan yang berkunjung.
Namun ada yang menarik dari salah satu buah buahan tersebut, sebut saja buah Cempedak (Artocarpus heterophyllus) tanaman yang berasal dari Semenanjung Malaya ini merupakan salah satu buah primadona yang dinanti nanti kehadirannya. Kenapa jadi begitu? Di Banjarmasin seluruh bagian buah yang satu ini dari yang muda sampai yang sudah matang, dari biji sampai kulitnya dapat disulap menjadi berbagai sajian kuliner yang nikmat seperti kue, sayuran berkuah hingga lauk alternative yang unik.
Warga Borneo familiar menyebutnya mandai atau ada juga yang mengenalnya dengan sebutan dami, mandai adalah kulit cempedak matang yang difermentasikan dengan menggunakan garam dalam jangka waktu beberapa lama sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang diinginkan dengan tingkat keasaman dan keasinan tertentu.
Mandai biasanya diolah dalam bentuk digoreng atau diitumis dengan sedikit minyak bercampur cabe dan bumbu bumbu yang telah dihaluskan, sederhana namun mampu menggugah selera hingga meningkatkan nafsu makan seseorang. mungkin sensasi pertama yang dirasakan ketika mencicipi mandai pada sebagian orang akan berbeda, ada sedikit rasa aneh atau perasaan perasaan bingung lainnya, tapi percayalah anda tidak akan berhenti sampai disitu saja.
Entah siapa yang pertama kali menemukan mandai, yang jelas makanan ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu dan merupakan salah satu favorit masyarakat Banjar yang tetap ada hingga sekarang sehingga bagi orang Banjar yang jauh dan telah lama merantau merasakan kenikmatan manday merupakan kerinduan tersendiri yang tidak bisa digantikan oleh makanan apapun di belahan bumi yang lain.
Jadi jangan mengaku sudah pernah ke Banjarmasin kalau belum pernah mencicipi kuliner yang satu ini, dijamin anda pasti ingin merasakannya lagi. (R.Tia)
Tidak ada komentar