NEGERI PARA PENIKMAT KOPI
Sebuah pagi. Adalah secangkir kopi. Asap tipisnya mengepul ke udara, menerpa wajah, menerbangkan imajenasi mereka pada hidup yang dinamis. Pikiran pikiran ringkas dan segala sesuatu yang tak pernah merupa sebagai beban dalam hidup.
Wilayah ini dingin. Suhu udaranya lembab sebab curah hujan yang terbilang tinggi. Rumput-rumput hijau di kejauhan, pemandangan yang takjub dari beranda rumah, berputar ke punggung gunung menyaksikan kabut bergumpal seakan abadi di cerug tebing dan embun menari di ujung-ujung daun. Inilah yang membentuk kedinamisan itu (sebenarnya) alam yang masih bersahabat. Sumber-sumber air bersih yang melimpah ruah, mengalir ke pemukiman. Aromanya masih mengirimkan keringat hutan.
Inilah wilayah Lampung Barat. Sebuah asumsi yang sangat salah bila mengaitkan LAMPUNG dengan tradisi yang tidak aman, criminal, begal, sebab di Lampung Barat tidak ada begal. Tidak ada copet. Tidak ada pemerasan dan keresahan masyarakat akibat penjahat atau premanisme jalanan sebab di sini yang ada adalah ladang-ladang kopi. Ini daerah sangat aman, pergilah engkau berjalan-jalan ke pelosok pekon atau Kota Liwa (Ibu Kota Kabupaten Lampung Barat) maka dirimu tidak akan pernah bertemu dengan segala bentuk criminal yang menghalangi langkahmu. Yang menghadang langkahmu hanyalah kabut dingin dan embun malam dikirim dari Gunung Pesagi, Gunung Abung juga Bukit Barisan.
Kembali pada bumi penghasil kopi. Tradisi minum kopi, di sini begitu melekat sejak lama pada keseharian masyarakat yang hidup dinamis di bagian Paling Barat Provinsi Lampung ini. Tiada hari tanpa minum kopi. Bahkan kopi adalah teman, sahabat sekaligus kebutuhan yang diam diam telah merupa sebagai identitas masyarakatnya. Tidak mudah sebenarnya untuk membentuk sebuah tradisi. Karena secara tidak langsung orang orang di sini telah membantu kita semua bukan hanya sebagai produsen hasil bumi tetapi juga lebih jauh telah mengajarkan bagaimana menikmati secangkir kopi itu sebagai ruh dari hasil kerja berkeringat di ladang-ladang yang subur. Dengan kata lain penduduk Lampung Barat telah membantu kita untuk memasyarakatkan budaya minum kopi pada dunia.
Sejak ditemukan pertama kali oleh Bangsa Etiopia di Benua Afrika sekitar 3000 tahun silam, kopi kemudian menjadi sebuah primadona di kalangan pencinta sensasi rasa minuman, menjadi semakin popular karena dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan bagi kaum penikmat sensasi rasa dari secangkir kopi tidak hanya terletak dari setiap butiran teguk yang mengalir di tenggorokkan mereka saja tetapi lebih jauh pada pengkhayatan imajenasi.
Indonesia adalah sebuah negera produsen kopi dunia yang setiap tahunnya bisa menghasilkan rata rata 400.000 ton kopi. Dan, Lampung Barat mendominasi komoditas kopi di seluruh Provinsi Lampung dengan luas lahan perkebunan mencapai 60.387 hektar dengan hasil 50.000 ton lebih dalam setiap tahunnya atau sekitar seperdelapan dari produksi kopi nasional. Fantastis bukan? meskipun prosentase antara luas lahan dengan jumlah produksi masih belum signifikan karena dipangaruhi oleh sejumlah faktor yang elementer tetapi setidaknya bumi Lampung Barat adalah sebuah lumbung kopi nasional yang konsisten.
SAATNYA PETANI KOPI LAMPUNG BARAT
MENGEMBANGKAN POLA ORGANIK
Para petani Kopi Lampung Barat mesti mulai diarahkan untuk mengembangkan system pertanian organic. Mesti ada kampanye yang serius untuk menghindari pemakaian zat-zat kimia baik pestisida, fungisida maupun zat kimia apapun jenisnya yang bisa meninggalkan residu di dalam tanah. Mengapa demikian? Karena akumulasi residu yang terus menerus terabsorbsi ke dalam tanah akan menyebabkan penurunan kualitas tanah. Meningkatnya permeabelitas tanah akan berbanding terbalik dengan tingkat kesuburan yang pastinya akan berpengaruh besar terhadap hasil produksi jangka panjang. Pengembangan system pertanian organic ini juga sangat berpengaruh bagi hasil kopi dari Lampung Barat untuk go internasional. Sebab tahun 2015 telah dicanangkan era Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area, AFTA) di mana pasar dunia mengehendaki produk yang hygienis bebas dari racun kimia apapun. Demikian sebuah uraian, semoga menjadi manfaat bagi semua pihak guna menguatkan komitmen kita semua untuk pembangunan Lampung Barat.
APA ITU PERTANIAN ORGANIK?
Selama ini, lahan-lahan pertanian kita dieksploitasi secara tidak ramah. Kita memaksakan agar lahan-lahan pertanian tersebut bisa menghasilkan kesuburan secara maksimal. Juga pohon-pohon kopi yang terus digunakan berbagai cara instant agar menghasilkan buah yang lebat untuk memenuhi target petaninya.
Tanpa kita sadari ada yang hilang (rusak) dari para petani, yaitu: kesuburan lahan tempat berkebun tersebut. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus untuk jangka waktu yang panjang telah menyebabkan kualitas tanah menjadi menurun. Tingkat kerapatan tanah jadi meningkat. Terbunuhnya bakteri-bakteri pengurai yang merupakan faktor paling penting untuk menjaga kualitas tanah. Perhatikanlah hasil pertanian kopi dari tahun ke tahun di Lampung Barat, khususnya, terus menurun dan menurun. Meski petani masih sedikit beruntung karena dibantu oleh harga kopi yang baik dan cukup stabil tetapi produktivitas sudah mencapai tahap yang memprihatinkan. Tahun 2017 ini, misalnya, dari hasil pantauan serta wawancara yang dilakukan oleh Majalah Simalaba terhadap beberapa nara sumber menyebutkan bahwa para petani kopi Lampung Barat mengeluh karena minimnya hasil.
Sebagian dari masyarakat awam menghubungkan penurunan hasil pertanian dengan faktor cuaca. Curah hujan yang cukup tinggi di Lambar pada periode pertengahan tahun membuat buah kopi rontok dan menyisakan sedikit saja yang bertahan di ranting hingga mencapai panen. Tetapi dari aspek lain, sebenarnya, penurunan jumlah produksi tahunan para petani kopi pasti ada hubungannya dengan kualitas kesuburan tanah. Faktor cuaca di Lampung Barat hanya sedikit saja mempengaruhi hal tersebut.
Penggunaan pupuk kimia, herbisida, insektisida dan fungisida belakangan ini seakan menjadi sebuah tradisi yang kian menjadi kebutuhan para petani Lampung Barat. Pengunaan yang seakan semakin menjadi sebuah ketergantungan, ditambah pula belum ada solusi dari pemerintah setempat untuk melakukan riset serta penyuluhan agar para petani mulai menggunakan cara cara yang alamiah dalam mengelola kesuburan tanah. Semakin hari maka kualitas lahan semakin pula menurun sementara kita semakin tidak menyadarinya. Mengeluh, adalah cara paling ampuh untuk menyiasati perasaan gagal tahunan. Agar tak terasa benar lukanya di kedalaman. Berharap tahun depan asa akan tergantikan dengan hasil yang lebih baik, sebenarnya sulit, sebab alam kita mulai rusak oleh ulah kita sendiri.
Yang terbaik adalah kita perlu memberi media kembali pada milyaran mikroorganisme tanah agar hidup dan melakukan dekomposisi. Perlu ada sebuah gerakan, baik personal, maupun menyeluruh di Lambar bahkan di seluruh pelosok negeri ini agar bakteri tanah hidup kembali. Kotoran dan kativitas makhkluk microskofis inilah sebenarnya kunci. Kegiatan microba yang kita beri ruang untuk berkembang dan menjadi pengurai senyawa organic di lahan pertanian menghasilkan partikel yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan seperti Nitrogen, Sulfur, Kalium, dan sebagainya yang berfungsi untuk menggemburkan tanah atau memecah karapatan tanah. Bisa dibayangakan bila setiap tahun kita membunuh microba tersebut dengan memberikan senyawa penyubur secara instant serta sangat tidak baik untuk jangka panjang. Penggunaan pupuk kompos dan pupuk kandang juga mesti semakin di kembangkan untuk mempercepat peremajaan struktur tanah pertanian.
PENGERTIAN
PERTANIAN ORGANIK
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem, keragaman hayati, siklus bologi, dan aktifitas biologi tanah secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. sistem pertanian organik menggunakan bahan secara alami atau menghindari penggunaan pestisida, pupuk kimia, atau hormon/zat tumbuh kimia.
Oleh karena itu, pertanian organik merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan pertanian sistem berkelanjutan dengan menerapkan teknologi atau teknik yang pada penerapannya menyesuaikan dengan lingkungan, agar ekosistem tetap berjalan seperti apa adanya dan tidak menggangu keseimbangan lingkungan. Sehingga, dalam bercocok tanam perlu diperhatikan seperti varietas, teknologi bercocok tanam hingga aspek – aspek produksi pertanian lainnya. Dengan demikian, pertanian organik merupakan suatu teknologi yang pada penerapannya kita menyesuaikan dengan lingkungan, agar ekosistem tetap berjalan seperti apa adanya secara alami tanpa harus memutuskan salah satu mata rantai makhluk hidup.
Lahan yang digunakan untuk produksi pertanian organik harus bebas dari bahan kimia sintetis (pupuk dan pestisida). Terdapat dua pilihan lahan: (1) lahan pertanian yang baru dibuka atau, (2) lahan pertanian intensif yang telah dikonversi menjadi lahan pertanian organik. Lama masa konversi tergantung sejarah penggunaan lahan, pupuk, pestisida, dan jenis tanaman.
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik seperti pangkasan daun tanaman, kotoran ternak, sisa tanaman, dan sampah organik yang telah dikomposkan.
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN
PERTANIAN ORGANIK
Sistem pertanian organik mempunyai kelebihan antara lain: tidak menggunakan pupuk maupun, pestisida kimia, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah, air, maupun udara, serta produknya tidak mengandung racun; tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan tanaman non-organik; dan harga jual produk tanaman organik lebih mahal.
Sedangkan kekurangan dari sistem pertanian organik antara lain: kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk pengendalian hama dan penyakit karena pada umumnya pengendalian hama dan penyakit masih dilakukan secara manual sehingga apabila menggunakan pestisida alami, maka perlu dibuat sendiri karena pestisida ini belum ada di pasaran; dan penampilan fisik tanaman organik kurang bagus (misalnya berukuran lebih kecil dan daun berlubang-lubang) dibandingkan dengan tanaman yang dipelihara secara non-organik.
CARA MEMBUAT
PUPUK ORGANIK PADAT
DARI KOTORAN SAPI
Berbicara tentang cara membuat pupuk organik ada bermacam cara yang bisa di gunakan. Mulai dari pupuk organik cair maupun pupuk organic padat. Pupuk organik padat pun memiliki banyak sekali jenisnya.
Di perkampungan biasanya banyak sekali orang yang menggunakan kotoran sapi sebagai pupuk dalam menanam baik itu di lahan mapun di perkebunan. Pupuk dari kotoran sapi banyak sekali mengandung kalium dan phosphat yang berfungsi untuk pembungaan dan pembuahan terutama pada pertanian organik. Jadi kami sarankan penggunaan kotoran sapi sangat baik digunakan untuk tanaman tahunan seperti mangga, durian, kopi dll.
Cara pembuatan pupuk berbahan dasar kotoran sapi ini. Pertama tama kita letakkan kotoran sapi yang masih mentah tersebut pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, namun juga tidak boleh terkena hujan. Nah setelah itu barulah kita campur dengan kotoran ayam ataupun sekam padi fungsinya agar kotoran sapi dapat menjadi gembur dan cepat matang fermentasinya. Setelah itu campurkan juga dolomite untuk menaikkan PH pupuk yang telah jadi nantinya.
Barulah kita buat campuran mikroba, anda bisa menggunakan banyak sekali mikroba yang berfungsi sebagai pengurai, di antaranya adalah EM4, Petrobio, atau bahkan anda bisa mencarinya sendiri di tumpukan sapah. Setelah anda mendapatkan mikrobanya barulah anda kembangkan terlebih dahulu, anda bisa menambahkan tetes tebu dan juga air. Biarkan selama sehari semalam agar mikroba aktif dan mampu bekerja. Barulah kita taburkan campuran air, tetes tebu dan Mikroba tadi di atas kotoran sapi yang telah di campur dengan sekam tadi. Tutup rapat agar tidak terkena hujan dan panas matahari,.
Setelah 3 hari buka campuran tadi serta aduk rata dan bolak balik agar suhu terjaga tidak terlalu panas. Karena jika terlalu panas akan mengakibatkan mikroba mati.
Untuk anda yang kini ingin membuat pupuk organik padat anda bisa membuatnya di rumah anda sendiri. Namun hati hati apabila menggunakan pupuk berbahan dasar kotoran sapi. Mengingat sapi memakan rumput serta biji biji rumut dapat tertelan hingga akhirnya tumbuh di dekat tanaman kita yang kita pupuk menggunakan kotoran sapi. (Sumber: Alam Tani)
Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair dalam pembahasan ini mengacu pada pengertian pupuk organikdan pupuk kompos yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya. Secara singkat bisa dikatakan pupuk organik cair adalah pupuk berfasa cair yang dibuat dari bahan-bahan organik melalui proses pengomposan.
Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses pengomposan. Pertama adalah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air. Jenis pupuk yang dilarutkan bisa berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos atau campuran semuanya. Pupuk organik cair semacam ini karakteristiknya tidak jauh beda dengan pupuk organik padat, hanya saja wujudnya berupa cairan. Dalam bahasa lebih mudah, kira-kira seperti teh yang dicelupkan ke dalam air lalu airnya dijadikan pupuk.
Pupuk cair tipe ini suspensi larutannya kurang stabil dan mudah mengendap. Kita tidak bisa menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama. Setelah jadi biasanya harus langsung digunakan. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk pada permukaan tanah disekitar tanaman, tidak disemprotkan ke daun.
Kedua adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan bakunya dari material organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Jadi larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan tidak mengendap. Oleh karena itu, sifat dan karakteristiknya pun berbeda dengan pupuk cair yang dibuat dari pupuk padat yang dilarutkan ke dalam air. Tulisan ini bermaksud untuk membahas pupuk organik cair tipe yang kedua.
SIFAT DAN KARAKTERISTIK
PUPUK ORGANIK CAIR
Pupuk organik cair tidak bisa dijadikan pupuk utama dalam bercocok tanam. Sebaiknya gunakan pupuk organik padat sebagai pupuk utama/dasar. Pupuk organik padat akan tersimpan lebih lama dalam media tanam dan bisa menyediakan hara untuk jangka yang panjang. Sedangkan, nutrisi yang ada pada pupuk cair lebih rentan terbawa erosi. Namun di sisi lain, lebih mudah dicerna oleh tanaman.
Jenis pupuk cair lebih efektif dan efesien jika diaplikasikan pada daun, bunga dan batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode hidroponik). Pupuk organik cair bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama saat tanaman mulai bertunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang bisa menyerap secara langsung pupuk yang diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada permukaannya.
Pemberian pupuk organik cair lewat daun harus hati-hati. Jaga jangan sampai overdosis, karena bisa mematikan tanaman. Pemberian pupuk daun yang berlebih juga akan mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi, ketepatan takaran harus benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan hasil maksimal.
Setiap tanaman mempunyai kapasitas dalam menyerap nutrisi sebagai makanannya. Secara teoritik, tanaman hanya sanggup menyerap unsur hara yang tersedia dalam tanah tidak lebih dari 2% per hari. Pada daun, meskipun kami belum menemukan angka persisnya, bisa diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 2%. Oleh karena itu pemberian pupuk organik cair pada daun harus diencerkan terlebih dahulu.
Karena sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair sebaiknya kaya akan unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro dipenuhi oleh pupuk utama lewat tanah, pupuk organik cair harus memberikan unsur hara mikro yang lebih. Untuk mendapatkan kandungan hara mikro, bisa dipilah dari bahan baku pupuk.
Siapkan bahan-bahan berikut: 1 karung kotoran ayam, setengah karung dedak, 30 kg hijauan (jerami, gedebong pisang, daun leguminosa), 100 gram gula merah, 50 ml bioaktivator (EM4), air bersih secukupnya.
Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas akua ukuran 1 liter. Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor.
Potong atau rajang bahan-bahan organik yang akan dijadikan bahan baku. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya: 2 bagian bahan organik, 1 bagian air. Kemudian aduk-aduk hingga merata.
Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah 5 liter air aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk.
Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah diberi air.
Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong.
Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup tong cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape, adonan sudah matang.
Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk organik padat.
Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan. (alam tani)
PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR
Pupuk organik cair diaplikasikan pada daun, bunga atau batang. Caranya dengan mengencerkan pupuk dengan air bersih terlebih dahulu kemudian disemprotkan pada tanaman. Kepekatan pupuk organik cair yang akan disemprotkan tidak boleh lebih dari 2%. Pada kebanyakan produk, pengenceran dilakukan hingga seratus kalinya. Artinya, setiap 1 liter pupuk diencerkan dengan 100 liter air.
Untuk merangsang pertumbuhan daun, pupuk organik cair bisa disemprotkan pada tanaman yang baru bertunas. Sedangkan untuk menghasilkan buah, biji atau umbi, pupuk disemprotkan saat perubahan fase tanaman dari vegetatif ke generatif. Bisa disemprotkan langsung pada bunga ataupun pada batang dan daun. Setiap penyemprotan hendaknya dilakukan dengan interval waktu satu minggu jika musim kering atau 3 hari sekali pada musim hujan. Namun dosis ini harus disesuaikan lagi dengan jenis tanaman yang akan disemprot.
Pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan daun, gunakan pupuk organik cair yang banyak mengandung nitrogen. Caranya adalah dengan membuat pupuk dari bahan baku kaya nitrogen seperti kotoran ayam, hijauan dan jerami. Sedangkan pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan buah, gunakan bahan baku pupuk yang kaya kalium dan fosfor, seperti kotoran kambing, kotoran sapi, sekam padi dan dedak. Kandungan setiap jenis material organik bisa dilihat di tabel berikut.
Secara sederhana bisa dikatakan, untuk membuat pupuk perangsang daun gunakan sumber bahan organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan untuk membuat pupuk perangsang buah gunakan bahan organik dari sisa limbah buah seperti sekam padi atau kulit buah-buahan. (Alam Tani)
PETANI KOPI DI LAMPUNG BARAT JUGA DIHADAPKAN PADA MEDAN YANG SULIT
UNTUK memasarkan hasil pertanian kopi para petani di Lampung Barat mesti berhadapan dengan sulitnya medan. Wilayah dengan kondisi topografi yang berbukit dan bertebing-tebing menjada khazanah tersendiri dalam memetik hasil dari alam.
Jika engkau tengah mereguk segelas kopi, rasa nikmat menjalar pada sekujur tubuhmu, menggasing ke celah-celah jiwamu. Tetapi engkau tidak akan pernah memahami bagaimana proses sebutir buah kopi bisa mendarat ke cangkirmu.
Inilah proses itu. Majalah Simalaba menampilkan gambar-gambar ini, agar engkau bisa menterjemahkan sendiri narasinya. Hikayat penderitaan dari seorang petani yang hingga kini masih bertebaran di jagad nusantara tercinta ini.
Musim hujan, adalah sebuah jalan terjal, curam dan licin yang mesti dilibas para petani mengangkut hasil panennya dari pedalaman menuju pasar. Setibanya di pasar, mereka mesti berhadapan dengan para tengkulak yang pandai mendikte harga, kalimat manis itu dan ini. Sebuah rangkaian hidup yang dinamis itu kemudian menari ketika seorang petani telah mengantongin sejumlah uang dari hasil jerih payahnya. Menuju rumah dengan senyum rekah. Disambut anak dan istri, dalam sekelumit waktu, pesta kecil keluarga pun di gelar di ruang tamu.
Namun kadang ada saja yang menghentikannya. Belum sepenuhnya hasil jerih payah dalam satu musim dicicipi, suara pintu di ketuk dan seorang reintenir masuk, menagih setumpuk hutang. Hutang beras waktu paceklik, hutang pupuk, hutang insketisida, hutang tembakau, hutang kemelaratan sebelum panen tiba.
Dan ia, petani itu, beserta anak istrinya terdiam. Belum genab sehari uang dikantongi kemudian luruh ke tangan Si Penagih Hutang. Rasa hampa kembali menjalar hingga ke pelosok belukar. Miskin. Dan, selalu miskin. Sementara alam kian menegur agar lebih bijak mengelolanya, sebelum ia merupa ampas yang tak lagi mempersembahkan apa apa. (Crew Redaksi: Dari berbagai sumber, Alam Tani, dll)
Tidak ada komentar