PUISI PUISI NANANG R (Sastra Harian)
FILOSOFI KOPI
Karena kopi akan tetap hitam meski
yang tedapat dalam racikan itu adalah garam.
Tanjung Perak, Surabaya 03 Agustus 2017
FILISOFI KOPI II
Ia akan tetap hitam,
meski tak mensucikan lagi
tepat pada nikmat pemujanya.
Seperti malam pada gelapnya, hilir-mudik menjelajah raut hingga pagi
tangan-tangan kecil meraih pundi tetap menikmati.
Tanjung Perak, Surabaya 03 Agustus 2017.
TENTANG MENUNGGU
Seorang bapak separuh baya
termanggu dihimpit, desir angin pantai yang kian mencubit
kulit keriputnya,
seolah tak hirau lagi tentang ombak yang mulai sepi dan camar telah pergi enggan bernyanyi.
Setengah sakau, begitu aku menerka,
bibirnya komat-kamit memanggil sebuah nama
sembari ditemani,
sebotol minuman soda mata tuanya memandang lepas Dermaga Tanjung Perak.
Seperti ada rindu yang menjagal
relung hatinya, ketika di bawah sinar rembulan
yang hanya bayang-bayang,
pada tenangnya air mengendap di kelopak mata.
Sekilas engkau tersenyum ingin bicara,
ketika kapal induk bersandar silih berganti
namun hanya bisu yang kau jumpai wajah-wajah asing bukan yang kau nanti.
Sekilas aku dengar bisik lirihmu.
"Pulanglah nak ayah rindu".
Tanjung Perak Surabaya 03 Agustus 2017.
TERUNTUK ARSHEN
Ketika senja selalu kupandang
pelangi di matamu tersenyum,
membantah segala lelah
dari segala jejak tualang.
Arshen, kau sembunyi di balik nama yang tegar,
sebab itu
kelak kau tak perlu tahu tentang air mata ibu
jadilah tegar buah hatiku.
Sebab dirimulah ibu menjelma kasih, dari segala lara.
Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 Juli 2017.
Tentang Penulis: Nanang romadi tinggal di Banjarnegara Jawa Tengah. Nanang R bergabung aktif dalam sekolah sastra KOMSAS SIMALABA. karyanya dimuat dalam antologi bersama EMBUN PAGI LERENG PESAGI
Tidak ada komentar