PUISI PUISI SARASWATI (Sastra Harian)
RANTING PATAH
Elios, namamu patah seperti ranting
bergugus dua pulau
bersemenanjung
tosca lalu biru muda
jernih lagi tenang mulanya
kita pernah menjadi riak
kerang kerang menjabat tawa
sebelum kata perkata laksana bulu babi
akan diksi yang melebur.
Elios, di atas asin laut
fatamorgana yang kita punya
menguapkan tautan kelingking di masa silam.
Karawang, Juli 2017.
SEMOGA SAJA
Semoga aku salah,
salah mengartikan bisikanmu di ujung telepon itu.
Pecah jantungnya puisi, mengaliri labirin kekecewaan.
Bukankah, kemarin kau caci maki aku atas keduniaan?
Lantas, siapa sebenarnya yang menghambakan dirinya?
Semoga aku salah,
salah mengikrarkan cinta antara tujuh lapis langit dengan satu depa ijab kabul.
Yang pernah menjadikan surga untukku saja.
Kucukupkan, sebuah kebaikan di selaput prasangka.
Kubiarkan menjadi tunas atau menjadi belukar.
Entahlah??
Semoga aku salah.
Karawang, 09 Juni 2017.
PERCAKAPAN BATAS RINDU
Sekat ini begitu nyata untuk sekedar berjabat tangan, dongeng dongeng tak lagi mengendap dalam
sungguh kerdil percakapan antara batas rindu
perlahan nafas ini selalu tercuri
atas apa aku tak tahu?
yang jelas, kalbu kita saling berpautan
saat bibirku kelu atau narasi tak lagi bertakbir.
Jiwa kita telah Tuhan halalkan
ruhku adalah bagian darimu
sekeras apa manusia melepaskan api akan panasnya, mengubah lautan atas asinnya.
Akan bermuara kembali atas samudera kasih milikku.
Wahai bidadari surga,
Jangan pernah jatuhkan
hujan di bumi,
tataplah aku di beranda mimpi
karena senyumanku selalu mengecup bulir bulir resah atas sembab kelopak jingga.
Tuhan ridhoi jarak kita
tanpa melepas pelukan kita di udara.
Karawang, 25 Juli 2017.
Tentang Penulis
Saraswati, lahir di Desa Sukaharja Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten-Karawang. Ia bergiat di komunitas Pena santri, Komunitas sastra gunung karang pandeglang Banten. Beberapa karyanya dimuat di media online wartalambar dan semesta litera.
Tidak ada komentar