LUWUK, AKU DAN KEBISUAN_Puisi Puisi MeRr (Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
LUWUK, AKU DAN KEBISUAN
Aku bukan Teluk Lalong
Yang selalu jadi tempat melepas rindu kalau kau pulang
Aku bukan Bukit Kasih Sayang
Yang selalu membuat kau tenang
Aku bukan Pantai Kilo Lima
Tempat kau mengenyahkan penat yang mendera
Aku bukan pula Taman Sehati
Temanmu merasai hari
Aku hanyalah bangunan usang Pertokoan di pinggiran Pelabuhan
Sepintas kau lewati, enggan kau singgahi
Padahal di gudangku, kusimpan rindu dan cinta
Eh bukan, lebih tepatnya berjuta rasa
19-05-2018
LAGILA
Lagila
Lagila lagilagila
Lagi-lagi kulihat seorang binatang, dipuja orang-orang
Lagila
Lagila lagilagila
Lagi-lagi kulihat orang jelata, diacuh ditindas dan dilupa
Lagila
Lagila lagilagila
Lagi-lagi kulihat seorang binatang, terbahak di atas tangis sang pengemis
Lagila
Lagila lagilagila
Lagi-lagi kulihat orang-orang juga lagila lagila lagilagila lagi-lagi GILA
14-05-2018
KONON DI KERAJAAN TIKUS
Wah rapi sekali bajunya
Alamak sepatunya mengkilap
Amboi dasi itu lusuh saja tak pernah
Itu beli pakai uang tikus-tikus jalanan hehehe
Hei… teriaknya
“kalau kalian ingin sejahtera,
telanlah obat yang kubuat dari perpaduan janji manis nan palsu,
tentang uang sekolah anak kalian yang gratis, air bersih,
dan masih banyak obat kepalsuan lainnya.
dan jangan berani menuntut hak kalian”
“minumlah keringat kalian sendiri kala kalian mengemis di jalanan,
sebab tak kuberi lapangan pekerjaan.”
Dan setelah ia berkata seperti itu. Kalian tahu apa yang terjadi?
Melompatlah semua tikus ke atas mimbar.
Tikus berdasi tadi dicabik mereka hingga tersisa tulang belulang.
Mengagumkan sekali, ternyata tikus-tikus tadi sudah alergi dengan obat yang sering mereka telan.
Oh iya, jangan tersinggung dong Tuan
Ini cuma cerita kerajaan tikus.
Dongeng doang kok tuan.
Kasihan tubuh kurus ini malah diringkus.
30-05-2018
JANGAN BERCANDA DONG
Perkenalkan namaku siswa
Perkenalkan namaku siswi
Ini sekolah kami
Kami bisa melihat burung bangkai terbang dari bawah atapnya
Ini sekolah kami
Lantainya tidak ada di tempat lain
Di sekolah lain mengkilap dan terlihat licin
Punya kami dong, kalau jemari semilir masuk maka abu ikut naik menari
Ini seragam kami
Sedikit lagi koyak
Mau bagaimana lagi bu’, pak?
Tak ada uang untuk beli
Hei bu’, pak!
Gedung ini sudah tak layak
Ini sedikit lagi runtuh
Jangan biarkan kami jadi b*d*h
Atau anda ingin ini semua?
Biar nanti cuma kalian yang bersayap emas saja yang bisa membaca
Alamak, jangan bercanda
Kami juga anak bangsa
01-06-2018
MENJAUHI PULANG
Pendar mangata membelah samudera
Bintang gemintang bercermin di sisinya
Gunung-gunung yang rapuh oleh gulita
Dan, karang-karang yang tak punya kerja
Siput-siput menyerah bergerak, melepaskan cangkangnya
Gelombang-gelombang yang tak lagi memiliki lidah
Pantai yang malas dihinggapi buih
Tertinggal suara burung hantu terdengar lirih
Sementara kau,
Di depan sana layar terkembang menampar rembulan
Dalam diam semilir mengantar menjauhi pulang
Merangkak menjemput demi malam yang jatuh perlahan
02-06-2018
LALANG RUPAWAN
Ia terkenal bahkan sangat
Menawan bak kelopak jingga
Namun sayang, lagi-lagi ia hanya senja
Sebentar saja lalu hilang ditelan malam pekat
Ia rupawan, dipuja sebelumnya
Seumpama lembayung si tumbuhan melilit
Dulunya ia hanya lalang biasa
Dengan akal bulusnya kini ia penyebab jerit
Tapi sekarang ia mulai gusar dan takut
Ranting kebusukannya yang ia pelihara tak lagi kuat
Tak lama lagi akan patah
Sebab, parang kebebasan ‘kan menebasnya hingga tercabut dari tanah
03-06-2018
Tentang Penulis :
Almer Kasa dengan nama pena MeRr_. Saat ini berdomisili di Palu, Sulawesi Tengah. Lahir di Dolom, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Memiliki kegemaran menulis, karya-karyanya berupa puisi.
Tidak ada komentar