TENTANG PURNAMA_Puisi Puisi Titik Damayanti(Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
TENTANG PURNAMA
Lalu bintang berlarian
membakar kenangan
yang terkubur beberapa waktu silam
bahkan hendak menelantarkan
sebuah purnama.
Hingga kemudian
merayu mata
agar melanjutkan mimpi yang belum tuntas,
atau mungkin sekedar bertamu
ditemani sepotong roti
dan cahaya yang terang.
Gresik, 12 Juli 2018
SEPENGGAL KISAH
Malam yang tak kunjung usai
dan selalu membayang di ruang mata
tentang sepucuk kenangan yang tertinggal di ujung pulau.
Dan dengan kalimat rindu yang berbeda,
kita menjadi sederet kekata
dalam larutnya malam
menerjemahkan bahasa tubuh.
Hingga kini
kisah itu tetap bergentayangan
hingga malam demi malam
menampar wajahku.
Gresik, 25 Juni 2018
PESAN UNTUKMU
Ada pesan untukmu
Semoga kelak kita bisa bertemu
di kota berselimutkopi
dan sungai yang berkelok.
Aku juga berdoa agar kau terjaga di sana
dan tak berusaha menghilangkan kenangan kita yang tersesat dalam rimba
karena sebenarnya hidup adalah perjuangan.
Hai angin-
ingin kutitipkan sebilah pesan
sampaikan padanya yang jauh di hulu
agar ia menahan rindu
hingga tualang ini usai ke tepi lautan.
Gresik, 09 Juli 2018
MERAWAT KENANGAN
Kurawat kenangan di mata
dengan nyanyian lagu kemarin
dan kujelajahi dinginnya udara pegunungan.
Aku mencoba menikmati kelokan jalan kehidupan
lalu aroma kopi yang masih berserakan
sebelum senja menampar wajahku
hingga keinginan hancur dan terkubur.
Gresik, 09 Juli 2018
ROMANTISME KOPI
Menuang secangkir kerinduan
yang berserakan di teras rumah
adakah rasa yang terpendam?
Menjelajahi banyak cuaca
di antara rimbunnya kebun kopi,
ayo kemarilah
dan akan kutunjukkan cinta yang sedang berbunga di sini.
Gresik, 10 Juli 2018
DERAI RINDU DI KAKI RINJANI
Aku bertualang pagi ini-
lalu sesekali tercium aroma belerang
yang menjelajahi penciuman,
banyak kutemukan
rindu yang bertebaran
berteman secangkir kopi.
Derai rindu di kaki Rinjani
menerjemahkan setiap kekata yang berterbangan
dari balik lebatnya daun teh
bersama angin yang berlarian.
Gresik, 13 Juli 2018
Tentang penulis :
Titik Damayanti. Gemar menulis puisi. Beberapa karyanya dimuat di media online dan termuat dalam beberapa buku antologi puisi. Saat ini tengah menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Gresik. Tinggal di Desa Metatu Kec. Benjeng Kab. Gresik.
Tidak ada komentar