YA HUMAIRAH_Puisi Puisi Mira M (Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
YA HUMAIRAH
Ya Humairah
serentetan nama itu
terpahat di dinding bukit Najwa
tersematkan dengan tetesan dar*h
Ya Humairah
sepasang cendrawasih
menyapa sehangat pagi
lengkung bibir tersenyum rekah
meluahkan rindu bait sajak puitis
dan aku hanya mematung
ingin berkaca di bening matamu
wajah pucat padi yang mengiba
Bukan riang segurun dinar
ataukah lembaran angka
di ujung pangkal cabiri
pilu lubang-lubang luka
menghuni dada
Sedangkan aku sekumpulan kurcaci kecil
meminta sepotong roti manis darimu Puan
setelah kau peras saripati dalam tubuh
dan aku sempoyongan di pelataran
:dahan tien
Hatiku terkunci tak berkutik
manakala jemari manismu berkacak pinggang
dengan serapah merajam
pada perempuan hujan ini
mereguk secawan candu
menengadah kenyataan
Devisa yang terabai
seharum untaian mawar
penghias semesta
walau rapuh tercampakan
tetesan keringatmu adalah perjuangan
Sultanate Of Oman, 20 Juli 2018
MUSAFIR DI BULAN RAMADHAN
Puan, nan bersahaja Ramadhan Kariem
Angin telah mengantarkan raga ini
Menyambangi nasib menepi di pelataranmu
Padamu meminta seggengam biji hambar
Yang bisa kutanak menjadi nasi
Agar kusantap menjelang azan bergema
Demi mengupas lapar dahaga berpuasa
Lihatlah Puan, baru saja ibu pulang antrian
Sembunyikan senyum dari lipatan dahi
Antara duka nestapa di bulan mulia
Hanyalah nyanyian angin lirih
Menghibur hati yang tak lagi utuh
Puan,lihatlah tidurku di bawah puing birai
Beratap langit cahaya ilahi rembulan
Aku hanya diam menatap kelam
Tafakur di atas bentangan sajadah mengumandangkan tadarus
Dari senja hingga senja
Menyusuri lorong-lorong pengap
Entah seberapa pintu kumasuki dalam suro
Menuangkan risalah hati padamu ya ilahi
Sultanate Of Oman, 20 Juli 2018
PILAR-PILAR TUMBANG
Ia singgah sejenak menyunting hati
bertualang mendaki jiwa yang rentan
menemukan setumpuk puing-puing
pilar-pilar tumbang
Sementara aku terpuruk di ranah duka
menyulam kisah di tepian awan
ingin menggali benak yang tandus
seperti Musi tiada menyurut
Sedangkan hatimu berkelana
menjelajahi bukit kintamani
terisap aroma harum kuntum
mengusung rindu dan luka
dalam hatimu yang kabut
Mengapa kau titipkan rindu pada angin
menepis sekejap dengan resah lalu pergi
menghantarkan melody simfoni indah
seiring sejalan gemericik air pancuran
Lalu senyap berselimut malam
ingin kembali menata pecahan awan
agar mendung itu bertandang
untuk meneduh nurani yang gersang
Terbakar sudah hati memerah ini
dengan api di sebatang lilin
meletup-letup sekumpulan asap
mengukir senyuman terakhir lalu buncah
Sultanate Of Oman, 20 Juli 2018
Tentang Penulis :
Mira M, Kelahiran Jakarta 21 Mei 93, karyanya dipublikasikan di media Simalaba, Media Sosial Harian Umum dan buku antologi" PURNAMA DI TEPI LIWA"
Baca juga: BAYANGAN YANG HILANG_PUISI PUISI LENI LEVANA
Tidak ada komentar