TERPIKAT DALAM KABUT MALAM_Puisi Puisi Hartini(Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 5 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
TERPIKAT DALAM KABUT MALAM
Aku tahu masa tak akan pernah mau mengembalikanku
Atas kesalahan besar yang mengusik diriku
Sudahlah tak usah kembali
Sekali engkau telah menjadi kenangan
Tetaplah dalam sebuah kenangan
Karena engkau bukanlah paku atau pun palu
Tak akan pernah memaku sedalam lukaku
Sekali engkau menjadi kenangan
Tetaplah menjadi kenangan
Jangan mengusikku
Dan biarlah aku keluar dai pekat kabut hitam
Untuk menjadi benderang
Purwokerto, 02 Oktober 2017
TANPA BATAS
Dalam diri yang tak pernah berubah
Aku memujamu dengan syukur tanpa batas
Purwokerto, 13 Oktober 2017
MILIKI ASA
Kujahit luka dengan sembilu
Sakit, sakit bukan kepalang sakit
Bayangmu…
Menggantung kadang jatuh
Kugapai, dia menghilang
Purwokerto, 16 Oktober 2017
SEDERHANA
Tak perlu menjadi ratu dalam istanaku
Yang gemerlap
Hanya perlu menjadi diri sendiri apa adanya
Sebab hatimu megah
Lebih mewah dari istana manapun
Purwokerto,16 Oktober 2017
SELIMUT MALAM
Malam
Sunyi yang heningnya merasuk diri
Di langit gelap itu
Kunang-kunang menari
Seperti itulah aku dalam sajak ini
Aku tak menapak pada bumi tak juga menggapai langit
Hampir mataku terpejam
Tapi aku tak mampu menyatu dalam dunia mimpi
Engkau bagai air di lautan
Sedangkan aku hanyalah buih
Hingga aku putuskan
Sampai sinilah sajak malam kutuliskan
Kutarik diri dalam mimpi
Karena kusadari waktu tidaklah muda lagi
Purwokerto, 19 Oktober 2017
KUIDAMKAN HANGATMU
Sekian lama bertarung
Meminta ikatan
Namun tetap tanpa titik jumpa
Sedang tapak telah membekas di penghujung musim
Bila mungkin mentari enggan terbit lagi
Tak inginkah kau membalas
Dengan sapa
Dan kata yang telah menunja dada
Serta maaf yang telah melangit
Bukankah akan indah
Jika mentari terbit di wajahmu?
Purwokerto, 25 Oktober 2017
SENTIR
Bilamana ku sebut sajak sentir
Menemanimu namun tak ada di matamu
Aku terima dan memilih menjagamu
Dari malam jahat yang nanti akan melenakanmu
Aku tahu itu adalah sia-sia
Tetapi inilah aku seongkak sentir
Tak akan hilang ketika malam meninggalkanmu
Purwokerto, 25 Oktober 2017
DI PENGHUJUNG
Di penghujung
Waktu berdetik menghanyutkan
Di penghujung
Jalan aku menemukan kebuntuan
Dan ketika ku sadari misteri hari ini adalah jawaban
Atas teka-teki yang pernah terlontar
Tanpa sengaja
Di penghujung
Hati ini yang selalu gersang akan hujan
Akhir dalam cerita
Di penghujung
Hujan akan ku tunggu di bawah payung yang biru
Purwokerto, 17 November 2017
LELARON
Tanpa arah terbang lalu terjatuh
Rontok-rontok bulu beterbangan
Tinggal trondol kini yang berjalan
Lelaron-lelaron
Kau tak lagi mampu terbang
Bagaimana kau pulang?
Purwokerto, 14 November 2017
SENAMPAK BATU
Ketika senyum itu merekah diantara tetesan hujan dan payung hitam
Yang keduanya membalutkan
Luka dari ribuan peluru
Satunya mengantarku dalam katupan masa
Yang penuh dengan sandiwara
Berbaringlah, pada pemakaman masa
Purwokerto, 27 November 2017
LAUTAN
Ketika kapal tengah kau labuhkan
Sudah tahukah ke mana tempat yang dituju?
Ombak dan karang sebagai lika-likunya jalan
Ketika angin pun tiba-tiba merindukan layar
Namun tak kunjung jua datang kapal menepi
Kau kini tak ku sebut nelayan
Yang setiap harinya bekerja melabuhkan dermaga
Juga bukan pungguk di selat pantai
Jadi buat apa memandang lama mega merah di sana
Karena satu kapal pun sudah cukup memberimu penghidupan
Purwokerto, 27 November 2017
HASRAT
Dekap jantung yang menggebu
Manakala aku dan kau telah terpikat dalam satu raga
Ketika masa mulai mengulangi kembali
Semakin dihempas semakin menjadi
Namun aku tak akan terpudak
Oleh bunga-bunga katamu
Purwokerto, 27 November 2017
Tentang Penulis :
Hartini. Kelahiran Banyumas, 27 Desember 1998. Saat ini masih berstatus sebagai mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam dan bergiat di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto. puisinya pernah menjadi juara 2 lomba penulisan puisi bertema “Kepesantrenan” yang diadakan di Purwokerto. Beberapa karyanya juga pernah dipublikasikan di antologi Pilar Puisi 4 Purwokerto.
Tidak ada komentar