PERPISAHAN_Puisi Puisi Hendri Krisdiyanto(Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu)
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk
tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk
tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.
PERPISAHAN
Bagaimana mungkin engkau mampu
Membuat aku menderita dengan kepergianmu
Jika, kobaran kebahagiaan atas
Pertemuan kita mampu melampaui
Kobaran derita saat kepergianmu.
Yogyakarta, 2018
DERITA MUSIK
Hanya suara, sebatas suara
Musik hanya akan jadi musik
Bila tak mampu menembus
Kedalaman hati pencintanya.
Yogyakarta, 2018
SEBUAH RENCANA
Sebuah rencana yang tak pernah
Benar-benar ada
Sebuah jalan yang tak pernah ada ujungnya
Aku hidup sebagai makhluk
Di pundak setiap kehendak
Sang pencipta
Terkadang aku menjadi pemurung
Seperti penyair yang kehilangan
Alam kata-katanya atau tidak
Menjadi apa-apa sekalipun
Kita akan hidup
Sebagai diri.
Yogyakarta, 2018
AKU JANGKAU MALANG DALAM INGATAN
Aku jangkau Malang dalam ingatan
Menerka-nerka setiap yang tak ada
Dalam kenyataan
Di alam khayal
Aku ciptakan Taman di alun-alun
Lengkap dengan jembatan yang dialiri
Air di bawahnya
Aku tak tahu
Kebenarannya
Aku tak yakin
Keberadaannya
Tetapi, bukankah ini alam khayal?
Alam yang bebas menciptakan apa saja
Termasuk mengada-ada yang sebenarnya tak ada.
Yogyakarta, 2018
SUARA ANGIN
Menerbangkan segala yang mampu
Kucapai, benda-benda melayang
Meski tak pernah ada sayap
Mengepakkannya
Inikah jawaban bagi
Jiwa-jiwa yang kosong?
Kepiluan bisa tercipta
Dari apa saja
Termasuk lewat diriku
Dengan segala bentuk bencana
Ke tengah-tengah semesta
Yogyakarta, 2018
POHON MANGGA
Di belakang rumahmu ia tumbuh mencakar langit
Tabah menampung sepi dan segala macam musim
Dari bawah terlihat rindang dan sejuk
Waktu berputar cepat, musim kemarau
Daun-daunnya gugur, dahannya patah
Pada rantingnya kugantungkan rindu
Di dalam hati menggebu
Dari langit sinar bulan memancar
Menyinari pohon itu
Butiran cahayanya menyusup ranting-ranting
Jatuh di halaman rumahmu
Menembus ke dalam kamarmu.
April, 2018
PERKARA ABADI
Aku jatuh ke ladang cintamu
Yang subur
Angin menerpa rumput hijau
Menggerakkan hati
Membangkitkan jiwa
Menenteramkan diri.
April, 2018
MAWAR
Ia berkata kepada sepasang kekasih
Yang sedang merayakan percintaannya
“jangan petik aku sebelum mekar”
Tak ada alasan bagi sepasang kekasih
Untuk menolak permintaanya
Mawar dengan setengah mekar itu
Duri-durinya adalah isyarat
Betapa pedihnya luk4
Betapa perihnya derita.
Mei, 2018
Tentang penulis:
Hendri Krisdiyanto lahir di Sumenep, Madura. Alumni Annuqayah daerah Lubangsa. Puisinya pernah dimuat di: Minggu pagi, Kabar Madura, Koran Dinamikanews, Buletin Jejak, Tuban Jogja, Buletin kompak, Jejak publisher, Majalah Simalaba, Antologi bersamanya :Suatu Hari Mereka Membunuh Musim(Persi :2016), Kelulus (Persi :2017) Dan The First Drop Of Rain, Banjarbaru, 2017. Sekarang aktiv di Garawiksa Institute, Yogyakarta.
Tidak ada komentar