DARI GURUN DADA_Puisi-Puisi Mira Mawarni (Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu)
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk
tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.
DARI GURUN DADA
Dari rahim kemarau butir-butir cahaya meriap
anak puisi berselempang duka
Bulan membelai senyap harap Puan
Kata-kata pun berhamburan dari punggung bukit Perawan
Dalam tabu kisah, dalam denyut silsilah
Pena menjelma dayung di muara kalbu kelabu
Kisah kasih pun berhamburan
menjelma kunang-kunang di petang kerinduan
Sultanate Of Oman: 20 Oktober 2018
CEMBURU PADA HUJAN
Kerinduanku pada angin
Mencumbui setiap detik tubuhku
Begitu pun berarak-arakan awan
Memayungiku dari sengatan mentari
Seperti kerinduanku padamu, kasih
Kecemburuanku pada hujan
Seringkali meneteskan rindunya
Melenakanmu dari ingatanku
Juga musim salju menghujanimu
Sepenuh rindu
Sedangkan kutermangu lugu
Jiwaku berkelana menjelajahi negeri awan
Berangan-angan jumpa saling merangkul
Bertukar cerita berbaur rindu
Sungguh hanyalah dendang angin
Mematahkan harapan dari setangkup hati
Bayangmu menggoda
Mengulum senyum
Merentangkan kedua sayap merpati
Meremang samar
Ketakutanku dari tangkai mawar duri
Bertubi-tubi mer4ja4
Mencairkan d4r4h yang beku
Ia luk4 hati luk4 diri
Sultanate Of Oman: 20 Oktober 2018
DOA ADINDA
Kabut malam menyusup di bilik lobang
mendayu-dayu api di sebatang lilin
mengimbangi lantunan ayat-ayat Al-Qur’an
dari lengkung bibir bidadari malam berhijab putih awan
Ya Allah
sebelum denyut nadi terhenti dari tubuh
dan masih kutitipkan kantukku di atas sajadah
dari lingkup kedua tangan menengadah langit
di sekat-sekat helaan napas mengantarkan
risalah hati tafakur sujud segala pinta
Ia jembatan bagi keluarga
lentera jiwa dalam gulita
ia akar bagi ayah ibu
ia curahan kesedihanku di saat pilu
Panjangkan usia hingga senja
walau terkadang jatuh bangun dari tongkat
seringkali mengguman dalam canda
ingin kembali kekanak-kanakan masa dulu
penuh kenakalan di pangkuan ibu
hanyalah pintaku "Tuhan" jadilah imam sejati
Sultanate Of Oman: 20 Oktober 2018
PRIA BERPUISI
Dia
Pria berpuisi suara menggema
Lirih sepenuh dada hatiku mengguman
Ia kekasihku
Di altar ia tersenyum riuh pengagum
Terkesima tatapan sayu memandangmu
perempuan berselandang petang itu ujarmu
Kuhela napas takjub pada satu nama
Dia
Kini
Risau itu menjelma akan hilang sua
Pesona terpancar binar bening matanya
Aku ada menanti di gerbang senja
Merentangkan kedua sayap-sayap merpati
Merengkuh tubuhmu berc*mb* sepoi angin
Mengusung rindumu kian menggebu
Aku ada melukis cerita pada putih awan
Antara hatimu dan hatiku jua
Di tubuh kemuning
Sultanate Of Oman: 20 Oktober 2018
GELANG RUMPUT
Apa kabar Arjuna malamku
Senyummu rekah malu-malu
Di balik awan
Akulah bunga menanti biasmu
Menjilat embun menggelayut di pucuk daun
Saat hari masih bayi
Semilir angin basah menerpa awan
Memayungi sekawanan kenari berbagi cerita pagi
Masihkah kau simpan sepenggal sajak di benak
Yang patah sisa malam ataukah usang termakan waktu
Aku yang berkelana mencari jejakmu
Di antara pucuk-pucuk kemuning
Tersimpan kenangan ringankan lengan
Gelang rumput saat kau pinang
Sultanate Of Oman: 20 Oktober 2018
Tentang Penulis:
Mira Mawarni, lahir di Jakarta pada 21 Mei 1993. Sejak kecil ia sudah suka membaca puisi. Dan kini puisi-puisi karyanya telah banyak ia publikasikan di akun facebook-nya, media sosial Harian Umum Stabilitas, dan yang terbit dalam buku antologi puisi: Purnama di Tepi Liwa juga media Simalaba.
Tidak ada komentar