TENTANGMU YANG TAKKAN BERAKHIR_Puisi Puisi Imam Khoironi(Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu)
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk
tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk
tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.
TENTANGMU YANG TAKKAN BERAKHIR
“Aku” yang menulis tentangmu
Bukanlah aku
Ia adalah puisi yang tinggal
Merasuki sanubari
Ia suka menceritakan hujan
Dalam larik-larik pendeknya
Bersambung dengan kenyataan
Sepi ini m*nyiks* “Aku”
Yang tak lagi menulis tentangmu
Cintamulya, Agustus 2018
SEMOGA
Dalam semogamu,
semoga ada aku
Yang semoga kau harap menjadi pelukis langit senja
Dan dalam semogaku,
semoga kau utama
Sebab aku belum yakin kau benar bersemi
Meskipun namamu ada dalam semogaku
Walau namaku ada dalam semogamu
Kita tetap harus selalu bersemoga,
semoga Tuhan
menerima semoga kita
dengan penuh seluruh
Cintamulya, 20 September 2018
AKU
Aku sendu yang teramat pilu
Namun penuh akan canda tawa
Aku pula sepi yang teramat sunyi
Yang akan selalu dipenuhi oleh tanda tanya
Cintamulya, 20 September 2018
MUNGKIN
Aku menanti mungkin,
dan membuat jadi terperangah
Aku menjemput mungkin,
bisa jadi aku mengembara
Aku memilih mungkin,
sehingga tak sampai pasti
Aku menjadi mungkin,
seperti merpati tiada sangkar,
tak ada tempat pulang
yang mungkin akan senyaman dikau
Mungkinkah kesendirian hendak mengajariku,
dengan sunyi yang teramat pilu
Padamu !
Aku berharap ada mungkin yang bisa ku tempati
sebagai satu janji dari mungkin
Apakah tersisa mungkin, dan untukmu?
aku mencari, menggali satu mungkin
adakah dikau dalam ingatan mungkin padaku
Biarkan aku bertaruh mungkin,
sampai habis nafas ini, sampai terhenti darah ini
Aku menggenggam mungkin,
berduri, jadi tert*s*k dan perih aku
karena mungkin, kau tak nyaman
sebab mungkin jauh dari angan, cintamu
Lamsel, April 2018
KEPADA PENCIPTA KENANGAN
Karena pada akhirnya semua akan menuju garis finishnya masing-masing
Tak akan ada kebersamaan nanti dalam lembah kepunahan
Maka akan ada perpisahan dalam yang sepasang itu
Bertempat di halaman luka
Tepat di pertengahan lorong kasih sayang
Mungkin kau punya jalan menuju savana tandus
untuk menemukan kehangatan lain
Dan aku pun akan menemui persimpangan yang banyak
untuk mencapai taman dengan keindahan yang lain
Dengan keyakinan kita
Aku dan kau, semoga bisa sampai
Tanpa harus meluk4i “kita”
Cintamulya, 20 September 2018
HAMPA: MAAFKAN AKU
Kepada Eka Ayu
kalam ini beku, di atas rimbunnya canda tawa
hembus angin melerai sela kata
cakapan aku dan malam
lebatnya hujan, mana mungkin cahaya menembus
rapatnya batuan, di hadapku kau tak bersambut
alangkah sukmaku berd*r*h,
jera aku menggubah kenangan
padamu, maafkan aku, sungguh butuh
biar yang membelah membelakangi
ada dalam kata, semoga kau dan maafmu
mulai semula, bincang-bincang kita
lupakan kenang, masa lalu biar tenang
maka maafkan aku
Sindang Ayu, 21 September 2018
Tentang Penulis:
Imam Khoironi. Lahir dan tinggal Kab. Lampung selatan Prov. Lampung
Punya hobi menulis sejak duduk di bangku MA, salah satu pengajar di TPA Hidayatul Mubtadi-ien. Beberapa karyanya dimuat dalam rubrik sastra Simalaba.net dan beberapa sosial media maupun blog.
Tidak ada komentar