BOCAH _Puisi Puisi Maula Nur Baety (Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu)
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk
tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.
BOCAH
Ia mengigau,
memanggil sesosok bayang-bayang
yang melintas, bermain kereta api bersama.
Di taman pohon rindang, antara bukit
tak bertuan. Lalu, ia pulang beserta derai
air kecil dari bola mata bulat.
Hanya 'bocah' yang merindu masa lalu.
Jakarta, 20 November 2018.
WANITA YANG MENGGILA
Lagi lagi dengan tangan terbuka
menerima lelaki yang selalu seenak
hidupnya, datang dan berlalu tanpa
diundang, serupa jaelangkung dipermainkan.
Kemudian, lari memasuki kamar putih tulang,
membanting ponsel dengan berteriak penuh
dendam pada perasaan yang tidak bisa usai.
Jakarta, 20 November 2018.
AIR MATA
Ia terdiam kaku. Tak lelah berdiri dari
hari ke hari, jelasnya ia tetap membisu
tak satu senti pun bergerak.
Diam diantara orang menawar senyum,
atau mencoba menerbitkan tawa.
Matanya kosong.
Tak ada apapun di rautnya. Walau sungguh
hal begitu menyendihkan menimpa, pukul
sepuluh siang kemarin lalu.
Terkasih pergi dengan cinta, sementara
kedua orang berjasa hingga ia lahir,
kini telah di tanah tanpa ia minta.
Air mata yang selalu menjadi wakil
sedih, tak setetes pun.
Hatinya terlalu deras rasa sakit
hingga membatu tak bernyawa.
Jakarta, 21 November 2018.
AKHIR BULAN
Lamunan selalu beserta, akhir akhir hari ini
bahkan tak satu menit pun tanpa berpikir.
Memikirkan keluarga yang merengek ia pulang
membawa uang,
dan pergi lantas selamat datang
di kota orang.
Namun belum tanggal. Ia harus menunggu
gaji yang harus terbayar dan baju berderetan
baru, memenuhi isi koper untuk dipamerkan.
Ah... akhir bulan kapan tiba?!
Jakarta, 21 November 2018.
SEBUAH RINDU
Berarti.
Dan takkan terganti.
Hingga didasar hati.
Selalu kamu yang dinanti.
Untuk kembali.
Pada hakikat rindu ini,
untukmu ibu Sukeri.
Tunggu aku meniti,
berbagai pundi-pundi.
Jakarta, 10 November 2018.
Tentang penulis :
Maula Nur Baety lahir di Brebes, Jawa Tengah. Beberapa tulisannya di www.simalaba.com/net dan www.penuliscerpen.com
Tidak ada komentar