KHATULISTIWA_Puisi Puisi Andi Evan Nisastra(Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu)
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI.
(Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk
tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.
KHATULISTIWA
Khatulistiwa adalah batas yang tidak mengikat
Tapi terlampau sangat memikat
Terbentang memanjang pada ranah-ranah lapang
Hingga ujung segala sesuatu yang mampu engkau kenang
Khatulistiwa adalah karangan tanpa bualan
Dari setiap bagian ingatan
Tanpa alasan yang mampu dirasakan
Tapi tak bisa dilupakan
Kita seperti kata yang berasal dari khatulistiwa
Membawa senyawa asa tuk dijadikan makna
Bahwa apa yang dikenang tak akan bekurang
Bahwa apa yang diharap tak akan lenyap
Bahwa apa yang dirasa pantas jadi sebuah cerita
Bahwa apa yang diungkapkan lantas jadi sebuah kerinduan
September 2018
PUISI YANG DITULIS MENJADI DIRIMU
Percakapan-percakapan denganmu seringkali berujung permintaan
Kamu yang meminta pertemuan
Pada puisi-puisi yang kau rindukan
Aku yang diam-diam bersepakat dengan rasa menemui kata
Menulis puisi kadang butuh banyak hal yang ditaruhkan
Bukan hanya ingatan bahkan juga pikiran
Bukan hanya sangkaan bahkan juga perasaan
Bukan hanya kenangan bahkan juga impian
Bukan hanya kesabaran bahkan juga zaman
Bukan hanya penantian bahkan juga perjuangan
Menulis puisi memang butuh banyak hal yang dipendam
Di setiap sajak ada jarak yang membuatmu tak ingin beranjak
Di setiap kalimat ada nasihat yang tak tercatat memelukmu erat
Di setiap kata ada makna yang mengusahaimu bahagia
Di setiap puisi ada langit seluas khayalmu dan bumi sesubur hatimu
Menulis puisi butuh banyak hal yang ditaruhkan
Aku tak peduli
Aku nekat
Memberanikan diri
Menuliskanmu sebagai sebuah puisi
Oktober 2018
MALAMNYA MALAM
Malam itu liar
Jika ia diam dan mengikat kata dalam kepalaku
Tanpa peduli aku yang mati dirayap waktu
Pandangan putih hitam menelusuri senyap
Jangan hujat berantah perkara maknanya
Tenggelam kau disela bayang cahaya gelapnya
Malam itu prinsip
Pada temaram kalimat kebingungan yang dijaganya
Lepasnya berkelakar dalam sehela ranum bulan
Biarkan kata berjejal menik4m ditimpakannya
Maka ia menanti ditinggi layangkan masa
Itulah malam
Malamku yang menjadi malamnya malam
September-2016
PETANI SORE HARI
Petani sore hari
Mengayunkan cangkul pada matahari
Kali berkali
Menggemburkan ufuk tempat senja kembali
Petani sore hari
Hanya menanam sisa-sisa lupa
Sedikit saja
Menyiraminya dengan masa-masa
Petani sore hari
Membersihkan ladang dari kekhilafan
Tanpa pengucapan
Membuang-buang sangka-sangkaan
Petani sore hari
Pulang kembali
Anak istri menanti
Petani
Sore hari
Oktober 2018
BUKA PUASA
Buka puasa hari ini
Matahari dicampur senja
Yang menjadi kurma
Agustus 2018
Tentang Penulis:
Andi Evan Nisastra. Mahasiswa UIN Walisongo Semarang sekaligus santri yang menyukai puisi selayak menyukai namanya sendiri. Beberapa puisinya terhimpun dalam antologi puisi bersama antara lain : Rindu yang Belum Tuntas (Sabana Pustaka, September 2016), Dibalik tulisanku aku bercerita (CV. SAWEU Pena Publisher, desember 2016), Hujan (Indie Digital Media Publishing, 2016), Melayang-layang (Oase Pustaka, Januari 2017). Dan juga terdapat dalam Majalah Iflah dan Literasi.
Tidak ada komentar