Tidak Cuma di Luar Negeri“JEMBATAN CINTA” di Indonesia Juga Ada
Tradisi gembok cinta ini berawal dari kisah cinta sepasang kekasih asal Serbia bernama Nada yang berasal dari desa Vrnjacka Banja dan seorang prajurit bernama Relja. Suatu hari, Relja ditugaskan ke Yunani dan malah jatuh hati dengan wanita setempat. Nada yang patah hati dan tak sanggup melupakan kekasihnya kemudian meninggal dunia. Kisah tragis ini membuat para wanita di Vrnjacka Banja mulai menuliskan nama pasangannya pada gembok dan menempatkannya di jembatan Most Ljubavi (yang berarti Jembatan Cinta) dengan harapan pria yang mereka cintai terlindungi dan cinta yang mereka miliki abadi. Jembatan Cinta sendiri diyakini sebagai tempat Nada dan Relja bertemu pertama kali.
Inilah JEMBATAN CINTA yang terdapat
di Melbourne, Australia. Jembatan Evan Walker yang terbentang di atas sungai
Yarra menghubungkan Southbank hingga ke Stasiun Flinders Street. Disebut demikian
oleh warga lokal dan para pelancong yang datang kesini dengan nama Jembatan
cinta karena lokasi ini digunakan oleh ribuan pasangan dari berbagai penjuru
kota dan dunia untuk menyatakan pada dunia tentang cinta mereka. Ungkapan ini
dinarasikan melalui media kunci gembok yang kemudian dikaitkan di jembatan
tersebut. Setelah gembok-gembuk cinta tersebut terkunci selanjutnya anak
kuncinya mereka buang ke jauh. Ribuan pasangan yang sedang memadu kasih ini meyakini
(dengan ritual tersebut) cinta mereka akan abadi, tak terpisahkan oleh ruang
dan jarak. Mungkinkah?
Namun sejak Mei 2015, gembok
cinta dilarang dikaitkan di jembatan tersebut oleh Pemerintah Kota Melbourne. Semakin
lama gembok-gembok asmara tersebut semakin banyak jumlahnya, berat dari pesan
cinta ini terlalu besar untuk ditanggung konstruksi jembatan alias semakin
membebani tiang-tiang jembatan tersebut. Gembok-gembok yang disingkirkan
sebanyak 20 ribu buah menimbulkan masalah kecil bagi Pemerintah Kota Melbourne.
Tetapi, pihak otoritas setempat, cukup bijak dalam menyikapi persoalan cinta
yang memberat di atas jembatan Evan Walker ini.
"Kami tidak ingin membuang
begitu saja ekspresi cinta dan kasih sayang ini," kata Wali Kota
Melbourne, Robert Doyle.
Pemerintah Kota Melbourne
menunjuk enam orang seniman lokal untuk memastikan pesan cinta tersebut
memiliki wujud. Hasil dari proyek ini meliputi bel harmonik seberat 120 Kg, 100
buah kunci berbentuk hati dan sebuah kalung berukuran besar, yang terinspirasi
oleh tradisi para narapidana yang dipakaikan kalung dari uang koin.
Karya seni lain yang diciptakan
dari proyek ini adalah serangkaian kunci porselen cor besi didalam sebuah
bingkai kaca oleh seniman Kirsty Macafee.
"Bingkai air ini akan diisi
air dan kunci-kunci gembok ini akan terendam dan kemudian akan bisa berubah
wujud dan memiliki bentuk baru," katanya.
"Saya menyaksikan mungkin
kunci gembok pertama atau kedua yang dikaitkan di jembatan, dan itu bukan
sesuatu yang akan saya lakukan pada usia 19 tahun. Tapi saya suka dengan
gagasan adanya kebutuhan yang fleksibel dan berubah-ubah bagi hubungan yang
tahan lama. dan air merujuk pada sungai Yarra yang menjadi kuburan bagi
kebanyakan kunci-kunci gembok ini sekarang," katanya.
Karya seni dari gembok cinta yang
disingkirkan dari jembatan pejalan kaki di Melbourne ini dipamerkan di
Melbourne Town Hall, dan warga bisa ikut undian lotere dengan hadiah salah satu
dari karya seni ini. Kunci berbentuk hati ini juga dijual sebagai bagian dari
kota hadiah dan semua uang yang dihasilkan dari penjualan ini akan diserahkan
untuk Yayasan Amal Lord Mayor.
Di jembatan Pont des Arts lah tradisi gembok cinta ini mulai populer dan merambah ke seluruh dunia. Didirikan pada 1801, jembatan ini dipenuhi gembok cinta sejak 2008 lalu, di mana jumlahnya kemudian melonjak drastis hingga lebih dari 700.000 buah pada 2014 dengan berat mencapai 45 ton. Tradisi serupa berlangsung di negara-negara lain di Eropa, dan bahkan di Asia.
Di Roma, misalnya, turis
menyematkan gembok cinta di Ponte Milvio sejak 2000-an. Ritual ini terinspirasi
oleh novel I Want You karya Federico Moccia yang sukses di pasaran pada 2006
dan diangkat ke dalam film berjudul sama di tahun berikutnya.
Di Fengyuan, Taiwan, gembok cinta
dipasang di atas jembatan yang dilalui kereta. Berjuluk Gembok Harapan, warga
setempat percaya bahwa medan magnet yang dihasilkan oleh kereta yang lewat di
bawah jembatan menciptakan energi besar, sehingga memenuhi harapan yang
disematkan di dalamnya. Sementara di Montevideo, Uruguay, orang-orang memasang
gembok cintanya di depan air mancur La Fuente de los Candados dengan harapan
suatu saat nanti mereka dapat kembali lagi ke tempat tersebut dan cinta mereka
abadi selamanya.
Sementara di Indonesia, tren
memasang gembok cinta baru dimulai September 2014, ketika pemerintah meresmikan
Gembok Cinta di Taman Balai Kota Bandung. Berupa rangka besi dan kawat
berbentuk prisma setinggi dua meter, wisatawan lokal pun dapat menikmati
serunya memasang gembok cinta tanpa harus ke luar negeri. Instalasi seni serupa
juga terdapat di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, tepatnya di ujung selatan
Jalan Malioboro. Berupa lempengan besi dan baja berwarna cokelat dan merah,
terdapat lubang-lubang di tengahnya untuk memasang gembok.
Polandia, tepatnya di Wroclaw,
punya satu dari enam 'jembatan cinta' eksotis yang ada di Eropa. Jembatan ini
banyak dikunjungi oleh pasangan kekasih. Konon, pasangan yang mengunci cintanya
di sini bisa awet jodoh.
Jembatan Tumski adalah salah satu
objek wisata yang wajib dikunjungi saat berada di Wroclaw. Bangunan tersebut
memang tidak terlalu megah, dengan panjang sekitar 52 meter dan lebar tak lebih
dari 3 meter, namun kisahnya yang membuat para wisatawan menjadi penasaran.
Jembatan Tumski dibuat sekitar
tahun 1889 dan tujuan awalnya adalah untuk menghubungkan dua 'pulau' terpisah,
Ostrow Tumski dengan Piaskowa Island. Namun jembatan tua itu kini justru jadi
tempat tujuan para wisatawan yang berkunjung ke sana.
Letaknya tak jauh dari pusat
kota, detikTravel yang kebetulan sedang berada tak jauh dari Market Square,
bisa mencapai tempat tujuan hanya sekitar 5 menit dengan kendaraan. Tapi lebih
asyik menyambanginya dengan berjalan kaki sembari memandangi lingkungan
sekitar.
Jembatan Tumski juga mudah
dicari, ini karena nyaris semua petunjuk jalan ke sana dapat dengan mudah
ditemukan. Atau kalau mau para wisatawan bisa langsung bertanya dengan warga
lokal yang kebanyakan ramah.
Sesampainya di Jembatan Tumski
para pengunjung akan disapa dengan para penjual suvenir dan gembok yang bisa
dipakai untuk 'mengunci hati'. Ya, menggantungkan gembok, kemudian menguncinya,
dipercaya bisa mengunci dua hati yang sedang memadu kasih. Ya, boleh percaya
atau tidak, tapi itulah kisah yang melekat di sana.
Di sepanjang jembatan pengunjung
akan menjumpai ribuan gembok yang dikunci pada bagian kanan dan kiri jembatan,
kalau diperhatikan bahkan sudah nyaris tidak ada tempat untuk menggantung
gembok lagi di sana.
Pemandangan indah tak hanya ada
di sepanjang jembatan Tumski, usai melewati jembatan tersebut para wisatawan
akan dibuat terkagum-kagum dengan megahnya Wroclaw Cathedral, gereja yang konon
sudah mulai dibangun sejak abad kesepuluh dan hingga kini masih terawat dan
kokoh.
Ya, gereja tua nan megah itu
memang seakan menjadi destinasi akhir para wisatawan yang menyambangi jembatan
cinta Tumski. Karena selain megahnya, bagi umat Katolik hal itu juga menjadi
sebuah perjalanan rohani yang tak terlupakan.
Di Negeri kita Indonesia, salah
satu ‘Jembatan Cinta’ menghubungkan Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil
di Kepulauan Seribu. Jembatan ini menjadi salah satu tempat yang biasa
dikunjungi bagi para wisatawan. Panjang jembatan ini kira-kira 800 meter. Dari
jembatan yang terbuat dari kayu ini, wisatawan dapat melihat pemandangan di
dalam air laut seperti terumbu karang dan ikan-ikan yang lincah berenang pada
sisi-sisi jembatan. Saat pagi atau sore hari, menjadi tempat yang romantis
untuk melihat matahari terbit atau terbenam. Anda juga dapat menguji keberanian
dengan melompat ke dalam laut dari Jembatan yang memiliki ketinggian sekitar
delapan meter tersebut.
Jembatan di Pulau Tidung dapat
dicapai dari Muara Angke, Jakarta dengan waktu sekitar 2-3 jam. Jadwal kapal
menuju Pulau Tidung sekitar pukul 07.00 WIB, jadi jangan sampai terlambat agar
Anda tidak ditinggal. Karena perjalanan melalui air, maka Anda tidak akan
dibosankan oleh kemacetan yang biasa terjadi di jalan-jalan darat menuju tempat
wisata yang biasa terjadi pada musim liburan. Untuk menikmati semua keindahan
ini, biaya naik perahu menuju Pulau Tidung sebesar Rp 35.000,- per orang.(crew)
Tidak ada komentar