WAJAH ANGIN_Puisi Puisi Dhiya Khoirunnisa (Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi majalah Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu)
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI. Program ini untuk memberi ruang bagi sahabat pemula Dalam dunia sastra agar tetap semangat berkarya (Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.
WAJAH ANGIN
Sorak sorai angin senja
Mengibaskan jilbab panjang
Antarkan aku bersama kenangan
Agar rindu segera pulang
Purwokerto, 19 September 2018
SELIMUT RINDU
Langit kelabu
Hujan sanksi guntur getarkan angkasa
Rindu datang
Dingin abadi namun tak membekukan
Sabarlah,
Doa akan melangit pada waktunya
Purwokerto, 19 September 2018
KU MERINTIH DIAM
Hening membungkam
Gemerlap malam memetang
Air tuhan merintik di kesunyian
Lantunan doa hiruk piluk
Menggemuruhkan sunyi
Sholawat nariyah menyelaraskan hati
Disini ku bertapa agar doa menyapa
Purwokerto, 17 Oktober 2018
JIWA INDAH TAK BERSUTRA
Meski lemparan batu menghujan
Tak sedikitpun menggoyahkan sutra hatimu
Meski hati menjerit
Tak sedikitpun melumpuhkan tangguhmu
Hilir lembut belaimu seperti angin
Jadi cikal bakal dunia
Engkau jadikan kami permata doa abadi
Purwokerto, 19 september 2018
DIMANAKAH NEGERI INI
Hati menggenggam janji
Janji suci yang telah dilantunkan
Sewaktu ruh mengisi raga
Tapi mengapa semua itu berputar
Kini para insan berdasi gila materi
Insan bersepatu menindas jemari kaki
Tak ada yang mengendorkan ego
Duniawi terpaku diotaknya
Gedung akan dicabut dari lahanya
Air akan digiring dari zonanya
Jikalau ego ini terus mengalir
Murka tuhan tak terbendung
Tak ada benteng kokoh melindungi semesta
Purwokerto,17 Oktober 2018
Tentang Penulis:
Dhiya Khoirunnisa. Kuliah di IAIN Purwokerto Fakultas Dakwah jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
Tidak ada komentar