TUJU TAK KUNJUNG TEMU_(Karya Putra Niti Galih Prakoso)
INDAH KEBISINGAN
Mentari berikan salam pagi ini
indahku memandang dengan senandung riang
suara kicawan burung saling bersahutan
Bersandar duduk bersama sambil menikmati
hangatnya kopi dan pisang goreng
penikmat kata yang Kita perbincangkan
Lalu lalang sekumpulan kepenatan
membasahi diri dengan awakan,
terkadang bala rumput
rimbun menutupi pandang kecerahan
mengamuk menghentakkan tanah penuh kekecewaan,
disambut lagi dengan kobaran api
pemanas diri pembakar dahaga kehausan
pagi ini memanglah indah untuk Kita resapkan
Namun, keributan rupanya sudah semeraut mengikuti
nada-nada bising kepekaan
Bitu-bitu kosong rupanya menjadi alasan
mengapa indah senyuman
menjadi tekuk wajah memudar….
Lampung Barat, 23-05-2019
TAK TENTU ARAH
Dengarlah percikan air mengalir deras
membawa separuh nafasku
Pergi jauh tak temui batas
Dengarlah bisikan angin lalu lalang
memberikan isyarat manja
tanda tak jelas jalan kepulangan
Siapa hendak di cari si pemuda lusuh ini
selalu mengayuh sampan
tak kenal lelah ataupun bosan
selalu mendaki bukit harapan
meski pengabaian erat memeluk kedukaan
Haus dahaga tak terucapkan
sakit melilit perut tak dihiraukan
Apakah sebab iya mencari ?
mencari ketidak pastian dari seorang insan
penuh dambaan
separuh nafasku sudah bosan
tak tentu arah jalan
kepulangan….
Lampung Barat, 20-05-2019
TUJU TAK KUNJUNG TEMU
Bila masih Aku bernafas
akankah tawa masih menghias?
menghias di sekumpulan rindu
mengisyaratkan luka tak kunjung sembu
Dimana kini Aku mengayuh
mencari tempat untuk berlabuh
di dalam sepuhku begitu rapuh
Inangku merasakan kesepian
peluhku mengisyaratkan tanda kelelahan
mencari tuju yang tak kunjung temu
dalam mimpi yang selalu memburu
Ia datang tak kenal henti
selalu menghantui tak terhenti
dipaksapun takkan mau Ia berhenti
Rasa perasa apakah ini?
Haruskah Aku berlari?
Atau hanya akan berdiam diri
sendiri….
Lampung Barat, 25-04-2019
LELAKI BUKAN BUDAK CINTA
Serapuh itukah ketangguhanmu ?
Selemah itukah kekuatanmmu ?
Sampai hatimu bertekuk lutut
bersimpuh rendah di hadapan wanita
Tak tahu malu!!!
Kau lelaki, jangan mau jadi budak
luka-luka perih dari wanita
berapa banyak wanita di luaran sana
yang tentunya lebih baik dari pada dia
Kau sebut semua itu ketulusan?
Aku sebut semua itu kebodohan!!!
Cinta memang harus di perjuangkan
tetapi jangan lupa menyandingkan otak
di perjalanannya
Jangan menjadi rapuh hanya karena cinta
apalagi bersimpuh terhadap wanita
Kita lelaki, bukan budak cinta
Kita pemimpin, dan pemimpin
tidak pernah bersimpuh meminta
merendah lemah tak berdaya….
Lampung Barat, 02-05-2019
TIKUS-TIKUS KANTOR
Dahaga sudahlah haus memikirkan tikus yang semakin rakus
tak bisa beringin untuk dapat
semuanya telah habis termakan berlumat
Mau bagaimana lagi?
Kami semuanya hanyalah segelintiran insan
yang menanti janji, tanpa ada kepastian
menuggu harap membuih di lautan
Takkan mungkin untuk terdekap,
keras nafsumu telah menguasai hati
membakar hangus harapan, dan hanya
tinggal meninggalkan debu pengharapan
Larut sudah keyakinan,
keyakinan untuk mempercayai
sumpah serapah yang selalu Kau senandungkan
indah berbunyi memang, namun ekspetasi
hanyalah sekedar buaian pemanis
kedukaan
Kami….
Kami adalah pendengar setia dari janji busukmu
sumpah-sumpah serapahmu
lusuh mengotori kesucian kata
di dalam jiwa yang haus dahaga
Kami…
Kami adalah keluguan yang senang untuk di manfaaatkan
oleh janji-janjimu
janji-janji busukmu
Heh, bisa-bisanya Kau berlenggot diri
menyandarkan badan di sofa yang empuk
sementara Kami harus menunggu penuh penantian
di pinggir jalan kesakitan
Tak sesuai semua kata ucapanmu
Dahulu, diatas mimbar engkau berkoar
berkata besar tanpa keraguan
Namun....Hah
Semuanya hanyalah busuk
di diamkan tak dihiraukan
di beri Ayampun tak termakan
begitu kerasnyakah pintu hatimu, sampa-sampai
kaubiarkan Kami haus kelaparan
terdampar dalam pengharapan janji kepalsuan
Kau kayakan dirimu sendiri dengan uang haram
bangga Kau bermandikan bahtera
emas membasahi badan
berkilauan intan penghias keangkuhan
bersayapkan uang kertas pertanda besar kekuasaan
Sementara kami….
Sementara kami apa?
Apa?
Dasar tikus rakus, buncitkanlah dirimu
dengan kekuasaan,
dengan amanah yang tak pernah di jalankan
dalam kejujuran
Kami bisa apa, melawan, berkoar??
Sebutkan semuanya,
SEBUTKAN
pasti sudahlah pasti
kepercumahan yang akan Kami temukan
Kucingpun tak bisa melawan, bagaimana untuk melawan?
sedangka Dia sendiri adalah relawan
penyukses keegoan nafsu dari tikus-tikus licik
Wahai sang pemilik kuasa alam
sodorkanlah tanganmu untuk Kami
Kami yang sudah lelah, lelah tak terucapkan
Kami yang sudah sakit, sakit tak terobatkan
Tidaklah meminta untuk Dia di binasakan
atau di hancurkan sampai tak tersisakan
cukup dengan berikan pemimpin
adil dalam memimpin
agar kamipun bisa terpimpin untuk dipimpin
Dan untuk enggkau tikus
Tikus-tikus berdasi yang tak tahu malu
jangan bangga akan kuasamu
jangan berjanji bila tak bisa menepati
jangan sampai membuat luka tak berdarah
di dalam pengharapan hati
yang penuh dengan luka peri
Dahaga sudahlah haus
ulah kejam tikus
rakus….
Lampung Barat, 15-05-2019
Tentang penulis: Putra Niti Galih Prakoso, lahir di liwa Lampung Barat, 11-11-2001. Saat ini masih berstatus sebagai pelajar di sekolah menengah kejuruan SMK N 1 Liwa, ia sangat terobsesi untuk menjadi penulis karya karya sastra. Galih, adalah anggota kelompok seni Simalaba angkatan ke 3
Tidak ada komentar