DENGAN PUISI_Puisi puisi Anugrah Gio Pratama (Sastra Harian)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi media Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu)
kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.com
Beri subjek SASTRA SETIAP HARI. Program ini juga memberi ruang bagi sahabat pemula dalam dunia sastra agar tetap semangat berkarya (Belum berhonor)
Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.
DENGAN
PUISI
Dengan
beberapa larik puisi ini
kuguratkan
cintaku yang nyata untukmu.
Dengan
beberapa bait puisi ini
kugambarkan
keindahan senyummu yang bersahaja
dan
kelemahan diriku yang tenggelam di kolam jiwamu.
Dengan
puisi ini
kusampaikan
segala ketakjubanku pada ragamu
yang
menawarkan cahaya di kegelapan mataku.
2018
PECAHAN
CAHAYA
Ada
pecahan cahaya yang sedang
menggantung
di sepasang matamu.
Alangkah
cerah pecahan cahaya itu.
Serupa
sebuah sajak yang indah,
pecahan
cahaya di matamu itu
membuatku
betah berlama-lama
membaca
tatapanmu.
Ada
pecahan cahaya yang sedang
menggantung
di sepasang matamu.
Alangkah
cerah pecahan cahaya itu.
Alangkah
indah kedua bola matamu.
2019
TUBUHMU
ADALAH HUTAN
Tubuhmu
adalah hutan yang luas.
Aku
pengembara yang ingin tersesat di tubuhmu
sepanjang
waktu.
Aku
ingin jadi satu-satunya manusia yang lenyap
diterkam
sejuta kerinduanmu.
Aku
ingin jadi satu-satunya manusia
yang
bertahan di tubuhmu
meski
peluh dan keluh
terus
digerus kerapuhan
dunia
dan usia.
Tubuhmu
adalah hutan yang luas.
Dan
aku pengembara yang ingin tersesat di tubuhmu
sepanjang
waktu.
2019
NOVEMBER
RAIN
November
yang hujan dan rasaku yang deras mencintaimu.
Wajahmu
telah menggenang di ingatanku setelah hujan terus-menerus
menempa
kesedihan musim panas.
Pipimu
seperti pelangi atau roti dengan harum melati.
Aku
ingin menikmati pipimu sebagaimana mimpi
menikmati
malam yang jauh dan haus.
Matamu
adalah bagian dunia yang indah. Aku ingin hidup
di
belahan duniamu sebagai jiwa kecil yang bermukim
sepanjang
musim.
November
yang hujan dan rasaku yang deras mencintaimu.
Aku
ingin mengeringkan tubuhku dari rindu padamu
tapi
bahasamu selalu mengguyurku dengan kata yang menjelma kita.
2018-2019
TERBAKAR DAN
TENGGELAM
Aku ingin
terb4k4r
di matamu
lalu tenggelam
di hatimu,
kekasih.
2019
KELAK KETIKA
AKU DAN KAU TELAH RENTA
Kelak, ketika
aku dan kau telah renta.
Aku ingin
menjadi satu-satunya mantel
yang mampu menghangatkan
tubuhmu.
Aku ingin
menjadi kata-kata
yang kau
ucapkan berkali-kali
dan menjadi
berbagai macam hal
yang rindu
untuk kau ulangi.
Kelak, ketika
aku dan kau telah renta.
Aku ingin
menjadi satu-satunya saputangan
yang selalu kau
gunakan untuk menyeka air matamu.
Kemudian
menjadi sesungging senyum
yang lahir dari
keanggunan bibirmu.
2019
MENJADI DETIK
SAJA
Aku ingin
menjadi detik saja.
Aku ingin
mencintaimu tanpa jeda,
kekasih.
2019
Anugrah
Gio Pratama lahir di Lamongan pada tanggal 22 Juni 1999. Sekarang ia sedang
menempuh pendidikan di perguruan tinggi Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ia mengambil program studi Pendidikan Bahasa
Indonesia di sana. Puisi-puisinya termuat di beberapa antologi bersama.
Karyanya yang akan terbit pada tahun 2019 ini berjudul Puisi yang Remuk
Berkeping-keping (Interlude).
Tidak ada komentar