JELAGA LAUT |Puisi Faris Al Faisal|
SEMARAK SASTRA MALAM MINGGU : EDISI 8 (2020)
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi minimal 5 judul untuk dipublikasikan setiap malam minggu
kirim karyamu ke e-mail: majalahsimalaba@gmail.com
subjek SEMARAK SASTRA MALAM MINGGU.
Apabila dalam 1 bulan naskah tidak dimuat maka dipersilakan mengirimnya ke media lain.
(karya yang dimuat diberikan honorarium)
JELAGA LAUT
Berlarilah ke jelaga laut
Melepas tali kapal di dermaga
Membiarkan rindu diombak sajak
Palka pun pecah
Berhamburan air samudera
Merasuk masuk ke rongga dada
Berkerak seperti batu sirip
Menetap lama di sana
Pelayaran menepi
Semua kutemukan
Benua dan penduduk
Berakhir dengan bahagia
Indramayu, 2019
KEDALAMAN PAGI
Gulungan malam terurai dan berderai
Pecah di kebun menjadi jerembun embun
Matahari mencair di punggung bukit
Guguran kabut terus menyusut
Penyair asyik memeluk bantal puisi
Genta-genta memainkan imajinasi
Aku berjalan di kedalaman pagi
Naik ke dahan turun ke sungai
Burung-burung menjemur bulu-bulu
Ikan-ikan memamerkan kilau sisik
Waktu merambat lambat
Tidak! Sungguh cepat
Di sebuah muara yang hening dan bening
Air memunculkan sesosok bayangan
Kukira itu adalah aliran kenangan
Bagian dari bab kehidupan kitab semesta
Aku membacanya berulang
Lalu terantuk ke dalam lubuk
Ke manakah jalan yang kutempuhi tadi?
Masa kecil telah berlalu mustahil kembali
Jembatan telah lama dirobohkan
Hari beranjak siang dan terang
Aku memandangmu hanya dari seberang
Indramayu, 2019
KEJORA DAN CAHAYA
Berpijar di timur
Kejoramu makmur
Dalam pesona
Cahaya dini hari
Kau dikelilingi pagar
Bintang-bintang terkapar
Rembulan pucat
Merintih kedinginan
Setelah angin tenang
Dahan-dahan menjadi benang
Pagi dibasuh wudu
Gemericik azan mengalir
Apa kau sudah terjaga?
Siapa yang kau impikan
Siapa yang memelukmu semalam
Tiba-tiba aku ingin bertanya
Hanya mataku
Menatap angkasa
Kejora dan cahaya
Masihkah tersisa
Indramayu, 2019
SEKAWANAN SERIGALA
Rusa di kakiku
Memancing sekawanan serigala
Perut lapar membakar
Mata liar dan taring berdenting
Aku berlari
Mereka makin mengejar
Padang rumput adalah lahan perburuan
Bagi jiwa-jiwa yang kasar
Kau pun rusa
Bertanduk lebih panjang
Kenapa hanya memandang?
Menyingkir ke tepi
Memamah aroma kepentingan
Bagi golongan pemakan daging
Aku adalah santapan
Dimakan hidup-hidup
Dicabik tiada bersisa
Kecuali tandukku yang tertunduk
Indramayu, 2019
RAHASIA DARI RINDU
Kuberikan padamu sebuah rahasia
Dari rindu yang sering kau puja
Setelah itu simpanlah baik-baik
Kutanyakan nanti berpuluh tahun lagi
Apakah demikian berat menanggungnya?
Menahan darah beku sepanjang waktu
Mungkin pada saat itu ada semacam luka
Menyediakan ruang bagi sunyi menyendiri
Bagi siapa pun yang setia menanti
Indramayu, 2019
Tentang Penulis:
Faris Al Faisal lahir dan tinggal Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Namanya masuk buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” Yayasan Hari Puisi. Puisinya pernah mendapat Juara 1 dan Piala bergilir ‘Lomba Cipta Puisi Anugerah RD. Dewi Sartika (2019), mendapatkan juga Anugerah “Puisi Umum Terbaik” Disparbud DKI 2019 dalam Perayaan 7 Tahun Hari Puisi Indonesia Yayasan Hari Puisi, dan pernah Juara 1 Lomba Cipta Puisi Kategori Umum Tingkat Asia Tenggara Pekan Bahasa dan Sastra 2018 Universitas Sebelas Maret. Tersiar pula puisi-puisinya di media lokal, nasional, dan Malaysia. Buku puisi terbarunya “Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian” penerbit Rumah Pustaka (2018).
Tidak ada komentar