PERIHAL HUJAN |Puisi Wahyu Hidayat|
Redaksi Simalaba menerima tulisan puisi (minimal 5 judul), cerpen dan cernak (minimal 4 halaman A4) esai, opini, artikel dan liputan kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi media Simalaba untuk dipublikasikan setiap hari (selain malam minggu) kirim karyamu ke e-mail : majalahsimalaba@gmail.comBeri subjek SASTRA SETIAP HARI. Program ini juga memberi ruang bagi sahabat pemula dalam dunia sastra agar tetap semangat berkarya (Belum berhonor) Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk tanpa mengurangi maksud dan isi dari tulisan.
PERIHAL HUJAN
jika kenangan bisa mati
hujan selalu
menghidupkannya
bilamana hujan pergi
barangkali sebujur kenang
benar-benar termaktub
di halaman kematian
lalu orang-orang
miskin kenangan
2020
SESEKALI AKU MESTI RAWAT PUNDAK IBU
ibuku pandai sekali membuang letih di dapur
tak ada keluh di mulutnya, meski pagi selalu saja
menawarkan aneka pekerjaan tanpa gaji
*
ah, seperti dijajah hari. sesekali aku mesti rawat
pundak ibu. kubantu beberapa pekerjaannya,
biar senyumnya rekah di awal pagi.
2020
AKU MENYAYANGIMU KARENA CINTA
aku menyayangimu
seperti remaja
yang menaruh setia
pada kekasihnya
lalu memberikan segala
cintanya itu
hanya kepada Tuhan
aku menyayangimu
karena ini cinta
makin keladi
aku ingin menyebutmu
sebagai rumah
berpintu rindu
berjendela napas cinta
berlandas kasih-Nya
aku menyayangimu
karena cinta
: tak terbilang!
2020
JANGAN SESALI
Lina,
jangan khawatirkan
rawan rindu
cinta pasti bertemu--
jangan sesalkan pertemuan
segalanya pasti ada rencana
apalagi menyesalkan
pertemuan kita
yang maharumit
barangkali ada cinta
mahakilau dibaliknya
2020
Tentang Penulis
Wahyu Hidayat . Penulis dari Lampung. Buku terbarunya yang terbit di tahun 2019 adalah Ozlemli Olum. Ia sering memenangkan lomba cipta puisi umum dan nasional. Saat ini ia masih berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Kotabumi (UMKO), Lampung.
Tidak ada komentar