BUKAN KUTAI, INILAH KERAJAAN TERTUA DI INDONESIA
Selama ini yang kita ketahui, kerajaan tertua di Indonesia adalah Kerajaan Kutai di Kalimantan. Diperkirakan kerajaan ini berdiri pada abad ke 4 Masehi. Ini dibuktikan dengan situs batu bertulis huruf pallawa sebanyak 7 buah (pupa). 4 diantaranya sudah berhasil diterjemahkan.
Padahal, ada 2 kerajaan lain yang lebih tua dari Kutai, yakni; Kerajaan Salakanagara di Pandeglang-Banten yang diperkirakan berdiri pada abad ke 2 Masehi dan Kerajaan Kandis di Riau diperkirakan berdiri pada abad 1 Masehi
Kerajaan Kandis (Kerajaan kancil Putih) berdiri pada abad ke-1 SM dan tidak jelas berapa lama kerajaan ini akan berakhir. Kerajaan ini merupakan kerajaan tertua di Indonesia dan keberadaannya masih menjadi misteri. Kerajaan Kandis adalah sebuah kerajaan Sumatera – Riau yang terletak di kota Alang, masuk wilayah Lubuk Jambi, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
Dua tokoh yang disebut sebagai raja kerajaan ini adalah Patih dan Tumenggung. Nenek moyang Lubuk Jambi diyakini adalah keturunan dari waliyullah Raja Iskandar Zulkarnain. Tiga putra Iskandar Zulkarnain yang bernama Maharaja Alif, Maharaja Depang dan Maharaja Diraja berpisah untuk mencari daerah baru.
Kemudian Kerajaan Kandis didirikan di Bukit Bakar yang diperintah oleh Raja Darmaswara yang disingkat Daswara. Raja Darmaswara dalam menjalankan roda pemerintahannya dibantu oleh Patih dan Temenggung serta Menteri Perdagangan. Darmaswara membangun istana megah sebagai pusat pemerintahan yang dinamai Istana Dhamna.
Dengan berdirinya kerajaan-kerajaan baru, maka dimulailah perebutan wilayah yang akhirnya berujung pada perang antar kerajaan. Kerajaan Koto Alang melawan kerajaan Kancil Putih, setelah itu kerajaan Kandis melawan kerajaan Koto Alang dan dikalahkan oleh Kandis. Kerajaan Koto Alang tidak mau diperintah oleh Kandis, sehingga Raja Aur Kuning pindah ke Jambi, sedangkan Patih dan Temenggung pindah ke Merapi.
Segera setelah itu, pejabat kerajaan Kandis terbunuh dalam serangan oleh Raja Sintong dari Tiongkok yang terbelakang, dengan ekspedisinya yang dikenal sebagai ekspedisi Sintong. Tempat berlabuh kapal Raja Sintong, bernama Sintonga. Setelah mengalahkan Kandis, Raja Sintong dan prajuritnya melanjutkan perjalanan ke Jambi.
Kandis merupakan kerajaan yang berdiri sendiri dikarenakan daerah dengan tanah subur yang menghasilkan rempah – rempah khususnya lada. Nama Lubuk Jambi dikatakan terkait dengan serangan Jambi di Kandis tetapi tidak dapat dikonfirmasi kapan serangan itu terjadi. Serangan Jambi telah meruntuhkan Kandis, namun Kandis tidak hilang begitu saja, karena kemudian muncul Kerajaan Kuantan menggantikannya. Kisah ini tergambar dalam sebuah puisi yang masih dikenal di kalangan masyarakat Kuantan hingga sekarang, yaitu puisi Kandis-Kuantan. Dalam puisi tersebut digambarkan bahwa, setelah Kerajaan Kandis runtuh, Kerajaan Kuantan berdiri untuk menggantikannya.
Kisah berdirinya kerajaan Kuantan dapat diambil dari kisah perjalanan Sang Sapurba. Untuk menghidupkan kembali ras Melayu, armada tiba di Bintan Sapurba di mana ia menikahi putranya, Sang Nila Utama, seorang putri Kerajaan Bintan. Sapurba melanjutkan perjalanan ke barat daya untuk menemukan daerah baru, di mana terdapat etnis Melayu. Akhirnya, armada Sang Sapurba tiba di muara sungai besar, Sungai Indragiri. Sang Sapurba dan rombongan terus berlayar menuju hulu Sungai Indragiri. Pada satu titik, mereka kehabisan air, sementara air sungai masih terasa asin.
Sang Sapurba memerintahkan pengikutnya untuk membuat lingkaran rotan berbentuk perisai besar dan meletakkannya di permukaan air sungai dan mencelupkan kakinya ke dalam lingkaran rotan. Tiba-tiba, air sungai yang tadinya asin menjadi tawar. Peristiwa itu terjadi di kawasan Sapat, Indragiri Hilir. Rombongan Sang Sapurba mengambil persediaan air tersebut dan kembali melanjutkan pelayarannya ke hulu Sungai Kuantan. Akhirnya, mereka tiba di pusat Kerajaan Kuantan di Sintuo.
Pelabuhan kerajaan sangat indah, terletak di lembah sebuah bukit. Ada kapal-kapal pedagang Cina dan India yang membawa berbagai barang untuk ditukar dengan emas. Ketika Sang Sapurba tiba, Kerajaan Kuantan tidak memiliki seorang raja. Oleh karena itu, kedatangan Sang Sapurba disambut baik oleh masyarakat Kuantan, baik para petinggi, tokoh masyarakat, maupun masyarakat umum.
Kemudian, mereka sepakat untuk mengangkat Sang Sapurba menjadi raja, dengan syarat Sang Sapurba bersedia membunuh Naga Sakti Muna yang telah merusak ladang rakyat. Sang Sapurba kemudian memerintahkan hulubalangnya, Permasku Mambang untuk membunuh naga tersebut dengan sebuah sundang (pedang modern) yang diberikan oleh Sang Sapurba.
Hulubalang Permasku Mambang berhasil membunuh naga tersebut, sehingga Sang Sapurba diangkat menjadi raja di Kuantan dengan gelar Trimurti Tri Buana. Dengan peristiwa ini, Kuantan mendapatkan kembali rajanya dan melanjutkan warisan Kandis.
Tidak diketahui berapa lama Pemerintahan Kandis-Kuantan berdiri. Namun ada informasi yang menyebutkan bahwa ketika Kuantan berdiri menggantikan Kandis, ibu kota kerajaan yang semula di Padang Candi dipindahkan ke Sintuo, berseberangan dengan Koto Taluk Kuantan yang sekarang. Wilayah kekuasaan Kerajaan Kandis-Kuantan meliputi wilayah Kuantan saat ini, mulai dari Batang Kuantan bagian atas.
(Dikutip dari wikipedia dan berbagai sumber)
Yarilet Perez is an experienced multimedia journalist and fact-checker with a Master of Science in Journalism. She has labored in multiple of} cities covering breaking news, politics, education, and extra. Her expertise is in private finance and investing, 점보카지노 and actual estate. Full BioChris Neiger has 10+ years of experience writing for each print and on-line publications. His work has appeared in the BBC, The Motley Fool, and AOL. Wide display TVs all through the casino ground hold you tuned in to the newest news and sports activities.
BalasHapus