STY ingin bawa Timnas ke level dunia
Penulis: Riduan Hamsyah
Keinginan kuat dari pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-Yong untuk mendatangkan para pemain berdarah Indonesia tersebut bukan tanpa alasan. Ini tentu memberi gambaran pada kita semua para pecinta sepak bola Indonesia bahwa para pemain lokal kita belum sepenuhnya layak untuk bermain di level yang lebih tinggi. Tentu, ini disebabkan oleh belum baiknya sitem kompetisi dalam negeri serta lemahnya pembinaan usia dini. Di satu sisi, arsitek yang berasal dari Korea Selatan tersebut dituntut oleh publik sepak bola kita agar memberikan prestasi. Ada sebagian pihak yang menganggap bila standar prestasi tersebut dikaitkan dengan trofi piala Aff, sebuah level yang hanya berada di zona Asia Tenggara dan itu pun di luar kalender resmi FIFA.
Sebenarnya, jika kita amati secara cermat, apa yang telah dan tengah dilakukan oleh STY adalah sebuah gebrakan yang luar biasa untuk sepak bola kita. Ini terbukti dengan keberaniannya memotong satu generasi, era Evan Dimas, ke generasi lebih muda di bawahnya. Di awal kepelatihannya, STY juga fokus membenahi kualitas fisik pemain, termasuk hal yang paling dasar dalam sepak bola, yakni passing. Itu artinya di mata seorang pelatih berkelas dunia seperti STY, sepak bola kita mesti berangkat kembali dari awal, katakanlah demikian. Hasil dari sentuhan STY ini sudah sangat bisa dilihat oleh publik sepak bola kita saat ini, terbukti, dengan munculnya beberapa nama pemain lokal seperti Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Rizki Ridho, Ramadhan Sananta yang bisa kita anggap pemain lokal paling menjanjikan saat ini. Ditambah pula beberapa nama junior seperti Arkhan Fikri, Hokky Caraka, dll yang mendapat perhatian khusus dari sang pelatih untuk terus dipoles.
Nampaknya Shin Tae-Yong tidak berpikir bahwa Timnas kita hanya akan dibawa ke level Asia Tenggara saja tetapi lebih dari itu, yakni ke level Asia bahkan dunia. Ini terbukti dengan prestasi besar sang pelatih yang telah meloloskan tiga kategori Timnas kita (U-20, U23 dan senior) ke Piala Asia, yang membanggakan adalah bahwa Timnas kita semua lolos melalui jalur kualifikasi bukan bonus sebagai tuan rumah. Dan, tentunya di benak STY, level dunia juga mesti kita capai, ini terbukti ketika sang pelatih sangat serius mempersiapkan tim dalam kualifikasi piala dunia ronde pertama, meski yang dihadapi hanyalah tim lemah seperti Brunei Darussalam. Hasilnya. Timnas kita berhasil menggulung Brunei dengan skor telak di kandang maupun tandang. Kendati demikian, ada saja segelintir pengamat yang meremehkan hasil ini. Itu biasa, trauma masa lalu akibat Timnas kita selalu kalah lawan tim tim besar pasti akan terus menghantui.
Secara prinsip, sebenarnya, apa yang dilakukan STY sudah terbilang luar biasa. Tetapi publik sepak bola Indonesia mesti bersabar karena semua masih dalam proses. Kita perlu menunggu Timnas kita semakin berkembang dari segi teknik, mental, fisik maupun strategi ke arah yang lebih baik. Tidak gonta ganti pelatih serta memberikan kesempatan kepada seorang arsitek berkelas dunia adalah sebuah langkah bijak yang mesti kita pilih untuk mendapatkan hasil maksimal di kemudian hari. Yakinlah, di tangan ahlinya, sepak bola kita tidak hanya akan bicara di level ASEAN tetapi akan jadi langganan piala Asia bahkan dunia, bravo..
Tidak ada komentar